Rabu, 30 Oktober 2013

Kerinduanku Kembali Ke Air Terjun Madakaripura

Madakaripura adalah nama air terjun yang sangat indah ini i. Berada disana seolah membawa  kita pada sisi dunia yang lain karena begitu banyak keindahan di sekitarnya. Saya sendiri sebenarnya sudah pernah berkunjung ke air terjun ini pada dua tahun yang lalu. 

Tetapi karena terkenang dengan pesona keindahannya, saya bersama dua orang teman saya belum lama ini berkunjung kembali kesana.Laksana lukisan yang abadi, keindahan air tejun Madakaripura tak pernah lekang oleh waktu.

Air terjun Madakaripura yang berada di Desa Sapih, Kecamatan Lumbang. – Probolinggo, sekitar 1 jam perjalanan dari pusat kota. Tepatnya berada pada posisi koordinat  S 7.844590     –  E 113.017459.

Apabila tidak menggunakan kendaraan pribadi, sebenarnya dari terminal bis Bayuangga – Probolinggo ada Angkutan bis mini  jurusan lumbang dengan ongkos Rp 5000. Ada juga  angkutan Kota yang Mangkal di pertigaan Tongas menuju ke Lumbang .

Kedua jenis moda transportasi itu hanya melintas di Pasar Lumbang. Dari Pasar Lumbang ini perjalanan kemudian dilanjutkan dengan Ojek yang banyak dijumpai di sekitar Pasar Lumbang. Ongkosnya biasanya Rp 10.000 dengan catatan sang pengojek memberi tarif yang umum dan standar.

Jarak dari Pasar Lumbang menuju Air terjun Madakaripura  adalah 5 km seperti tercantum pada Papan Penunjuk Arah di Pasar Lumbang. Namun jangan terkecoh karena dalam realitas jaraknya berkisar 8-10km.

Karena letaknya di daerah Perbukitan, berhati-hatilah dalam Perjalanan karena di kanan-kiri banyak terdapat lembah dan jurang yang cukup dalam. Semakin masuk ke dalam dan mendekati lokasi, lebar Jalan pun  semakin sempit.

Sangat rawan bagi kendaraan berroda empat untuk menuju kesana. Apalagi bila harus berjalan bersimpangan dari arah yang berlawanan, tentu membutuhkan ketrampilan  mengemudi tersendiri.
  

Selama perjalanan itu, pemandangan Khas perbukitan dengan hijaunya Pepohonan seolah terus menyapa kita. Ada juga banyak kotak terbuat dari kayu dan berisi lebah. Maklum daerah ini merupakan sentra penghasil madu ’ Klanceng ’ yaitu sebutan  untuk madu yang berasal dari bunga Pohon randu ( Ceba petandra ). Pohon randu itu sendiri banyak dijumpai selama dalam perjalanan. 
Madu ini memiliki Warna kuning, coklat muda, coklat tua dan hitam. Harga perbotolnya berkisar Rp 100.000 untuk ukuran standar botol  sirup.


Sekitar 2 km sebelum memasuki lokasi ada pos tiket masuk dengan harga tiket Rp 3.000 per orang. Di  Gerbang masuk lokasi air terjun dengan ada Patung  sosok Patih Gajah Mada sedang menghunus Keris. Sedangkan di bagian tengah kawasan  terdapat patung Patih Gajah Mada dalam posisi sedang bersemedi.

Di kawasan wisata ini memang ada aliran Sungai dengan banyak Batu Besar berserakan di aliran sungai itu.Sebenarnya dengan mengikuti aliran sungai sejauh 1 km itu secara Alami akan memandu pengunjung menuju ke lokasi air terjun Madakaripura. Karena aliran sungai itu berpusat pada air terjun tersebut.

Pada  musim penghujan, pengunjung dilarang turun dan mendekat ke air terjun. Daerah sini rawan banjir dan longsor dan harus puas menikmati pemandangan di sekitar lokasi air terjun  saja tanpa bisa melihat air terjun Madakaripura. Air terjun itu sendiri berada cukup jauh dan tersembunyi di balik bukit dan batu-batu Tebing yang cukup tinggi.

Untuk air terjun yang aliran airnya cukup deras, pengunjung akan melewati di dekat dan bahkan tepat dibawah air terjun. Tempias airnya yang cukup deras menjadikan suasana di sekitarnya seolah senantiasa sedang  hujan deras yang tiada henti. 

Melewati air terjun yang cukup deras ini jika pengunjung tidak membawa mantel maka nikmatilah sensasi berbasah ria. Jangan lupa , amankan dulu barang-barang berharga seperti handphone dan kamera digital dengan membungkusnya dengan kantung plastik untuk melindunginya dari rembesan air.

Sekitar 30 menit perjalanan yang cukup melelahkan, mendebarkan dan membahayakan itu,  akhirnya kami melewati sebuah ’ Pintu Gerbang ’ dengan dua tebing sebagai pengapitnya.

  Di balik  gerbang alami itulah sosok air terjun utama Madakaripura menebarkan pesona keindahannya.  Berada di bawah air terjun yang berada di ketinggian 620 m di atas permukaan laut ini pengunjung seolah merasa berada di dasar sumur raksasa.

Aliran air terjun di tebing yang cukup deras di beberapa bagiannya itu membentuk sungai di bawahnya.Sungai dengan airnya yang berwarna Hijau tosca itu kedalamannya mencapai 7 meter. Sangat berbahaya bagi pengunjung yang ingin berenang di sungai itu tanpa memiliki  keahlian berenang yang mumpuni.
Mengamati suasana sekitar air terjun Madakaripura terasa sekali nuansa hening dan nuansa magisnya. Temaramnya lokasi dengan sedikitnya sinar matahari yang masuk dan banyaknya tebing batu yang seolah berdiri dengan angkuhnya seolah membawa pengunjung berada di bagian ’ Dunia yang hilang ’.

Belum lagi dengan adanya gua di balik air terjun , tepatnya di ¼ bagian atas air terjun sepertinya menambah kesan magis itu. Di gua itulah dipercaya sebagai tempat Patih Gajah Mada  bersemedi dan  ’muksa ’ pada Masa Lampau.

Air terjun Madakaripura dengan tinggi sekitar 200 m  sampai saat ini masih Dikeramatkan dan dianggap suci oleh umat Hindu sebagai ’ Tirta Sewana ’ ( air suci ). Setiap tahunnya, warga Tengger yang tinggal di sekitar Gunung Bromo menggunakan air dari air terjun Madakaripura sebagai air suci  dalam prosesi ’ Mendhak Tirta ’  pada dua hari sebelum rangkaian upacara Yadnya Kasada.



Dalam prosesi ’Mendhak Tirta’ itu  dilakukan persembahyangan lengkap dengan atribut sesajinya berupa janur, daging Ayam, buah, kembang dan dupa.
Madakaripura sendiri berarti tempat tinggal terakhir. Namun bagi pengunjung terutama fotografer, air terjun Madakaripura seolah memberi keindahan yang tanpa pernah berakhir. Setiap sudut dan bagiannya memiliki  pesona keindahan tersendiri. 




Keripik Gayam Yang Nikmat di Tuban

Agung - 0857 3396 5278 - 0823 3388 7121
        



www.jelajah-nesia.blogspot.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar