Kamis, 07 November 2013

Jejak Tewasnya Birgjen Mallaby Di Jembatan Merah

Sepintas, tak ada yang istimewa dengan jembatan ini. Ukuran jembatan tidak terlalu besar dengan besi-besinya yang dicat warna merah. Di sekitar jembatan itu  tedapat banyak tukang becak yang mangkal dan deretan lapak dengan berbagi jenis dagangan.


Tetapi siapa sangka, jembatan itu sangat legendaris karena menjadi saksi bisu  tentang dahsyat dan heroiknya perjuanganan  arek-arek Surabaya melawan tentara Sekutu pada era tahun 1945. 




Bahkan tak jauh dari jembatan itu juga merupakan lokasi tewasnya Brigadir Jendal A.W.S. Mallaby, pimpinan tentara Sekutu di Surabaya.

Sesuai dengan warnanya, jembatan itu bernama Jembatan Merah atau Roode Brug dalam bahasa Belanda. Menurut Ady Setyawan ST.,  dari komunitas Roode Brug Soerabaia, sejak dibangun jembatan itu memang sudah diberi warna merah. Kawasan Jembatan Merah itu merupakan salah satu titik pertempuran  para pejuang Surabaya dengan tentara Sekutu. 







Titik utama pertempuran yang berlangsung sangat sengit dari pejuang Surabaya yang digelorakan oleh Bung Tomo itu terjadi di kawasan Viaduct yang berada di sekitar kawasan Monumen Tugu Pahlawan atau berjarak Sekitar 500 meter dari jembatan Merah.



Yang menarik, sekitar 50 meter di sebelah barat Jembatan Merah ini adalah merupakan lokasi  meledaknya mobil sekaligus tewasnya Brigadir Jenderal AWS. Mallaby , pimpinan tentara Sekutu dalam pertempuran dengan pejuang di Surabaya. Lokasi itu pada saat ini dijadikan Taman Jayengrono yang berada di depan Jembatan Merah Plaza.

Mallaby adalah seorang Perwira Muda Eksekutif Kerajaan Inggris dengan karir cemerlang. Lahir pada 12 Desember 1899, Mallaby harus menutup usianya menjelang ulang tahunnya yang ke-46 di Jembatan Merah Surabaya .


Mallaby berpangkat Brigjen, komandan Brigade Infanteri ke-49 Divisi ke-23, Korps Tentara ke-15 Inggris Raya. Berkekuatan 6000 Prajurit Infanteri yang merupakan batalyon tempur spesialis perang kota dan spesialis persenjataan berat dan telah memenangkan pertempuran melawan Jepang di Birma sampai Semenanjung Malaya serta memenangkan perang melawan tentara Jerman di Afrika utara. 



Mendarat di Pelabuhan Perak Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945 petang hari bersama 3 kapal pengangkut pasukan serta beberapa kapal destroyer  bersenjata lengkap.
.
Kematian Mallaby memancing kemarahan Inggris.  Hingga akhirnya Inggris menghukum Indonesia dengan mengerahkan semua kekuatannya yang jauh lebih besar dan dahsyat untuk menggempur kota Surabaya. Brigjen  AWS. Mallaby itu sendiri dimakamkan di pemakaman militer Menteng Pulo - Jakarta.
tentang sejarahnya, di Kawasan sekitar Jembatan Merah merupakan daerah perdagangan yang mulai berkembang sebagai akibat dari Perjanjian Paku Buwono II dari Mataram dengan belanda pada 11 November 1743. Dalam perjanjian itu sebagian daerah pantai utara, termasuk Surabaya, diserahkan penguasaannya kepada belanda. Sejak saat itu wilayah Surabaya berada sepenuhnya di dalam kekuasaan Belanda. 


Jembatan Merah menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun. Merupakan salah satu monumen sejarah yang berada di pusat kota Surabaya, Jawa Timur.

Jembatan yang menjadi salah satu judul lagu ciptaan Gesang ini yaitu Jembatan Merah ini semasa zaman pendudukan Belanda  berperan sangat penting karena menjadi sarana penghubung yang utama dengan melintasi sungai  Kalimas untuk menuju Gedung Keresidenan Surabaya,


Perubahan fisik Jembatan Merah mulai terjadi sekitar tahun 1890-an, ketika pagar pembatasnya dengan sungai diubah dari kayu menjadi besi. Kini kondisi jembatan yang menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun di sisi utara Surabaya itu, hampir sama persis dengan jembatan lainnya. Pembedanya hanyalah warna merah.

Masih sama dengan keberadaan kawasan Jembatan Merah ini sebagai kawasan niaga dan perdagangan pada masa lampau, pada saat ini di sekitar kawasan Jembatan ini juga menjadi kawasan niaga , perdagangan dan perkantoran.


Para pelaku Usaha itu banyak yang menggunakan gedung-gedung kuno Yang masih tampak kokoh dan terawat dengan Baik itu sebagai tempat  menjalankan usahanya.

Berada di Jembatan Merah ini  kita bisa menyimak bangunan gedung-gedung kuno yang legendaris seperti Gedung Internatio, Gedung Cerutu dan Gedung Singa di sebelah barat. 


Sedangkan Di sebelah Timur tampak gerbang kawasan niaga Kya-kya di Jalan Kembang Jepun.

Entah kenapa, ada perbedaan yang mencolok antara kawasan di sebelah Timur   yang tampak kumuh dan tidak tertata dengan baik. 


Sedangkan  kawasan di sebelah Barat  terlihat cukup bersih dan terawat dengan baik. 


           View Video - Jembatan Merah
------------------------------------------ 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar