Minggu, 03 November 2013

Pameran Batik Sidoarjo Di Galeri Seni Sampoerna

Lembaran-lembaran batik Sidoarjo  itu tampak diberi pembatas agar tak terjamah oleh tangan pengunjung. Maklum saja, batik-batik yang ditempatkan dalam ' gawangan ' untuk memajang   itu merupakan batik kuno dan berusia puluhan tahun yang harus tetap dijaga kebersihan dan keindahannya.


Harganya pun berbilang jutaan rupiah.Walau kuno, tetapi keindahan batik itu tetap menawan. Dengan perlakuan yang khusus, warna pada batik-batik itu tetap cemerlang.


Sesuai dengan namanya yaitu Batik Sidoarjo, batik-batik itu berasal dari daerah Sidoarjo - Jawa Timur. Walau namanya tidak sepopuler batik Lasem atau Batik Pekalongan, tetapi batik ini memiliki daya tarik dan keindahan tersendiri.


Saya menjumpai batik-batik Sidoarjo dalam pameran yang bertajuk A Great Moments of Batik Sidoarjo yang diadakan selama bulan Oktober 2013 oleh Komunitas Batik Jawa Timur di Surabaya ( KIBAS )  di galeri seni House Of Sampoerna.  


Ada sebanyak 50 lembar batik yang dipamerkan dengan berbagai warna dan motif. Ada yang memiliki banyak warna dengan warnanya yang meriah  dan ada juga yang hanya terdiri dari 1 atau dua warna yang bergaya klasik .


Puluhan batik yang dipamerkan itu merupakan hasil karya perajin dari lima sentra batik di Sidoarjo yakni Kedungcangkring, Jetis, Pecinan (China Peranakan), Sekardangan, dan Tulangan.


Menurut Ketua KIBAS Lintu Tulistyantoro yang juga kolektor batik, tentang pemilihan Batik Sidoarjo sebagai tema pameran, ia menjelaskan pihaknya ingin mengedukasi masyarakat. Hal ini  karena Batik Sidoarjo seringkali dikaburkan atau disamakan  dengan Batik Madura


Kerancuan itu akibat pengaruh warna mencolok pada sebagian Batik Sidoarjo yang juga terdapat pada batik Madura, padahal keduanya memiliki perbedaan. Warna mencolok pada Batik Sidoarjo itu sebenarnya pembatik Sidoarjo menyesuaikan dengan selera pasar di Madura.


 "Jadi, warnanya memang mencolok khas Madura, tapi batik yang mencolok warnanya itu merupakan karya pembatik Sidoarjo, "kata Lintu Tulistyantoro. Sedangkan tentang  perbedaan Batik Sidoarjo dan Batik Madura, ia menyebutkan perbedaan terletak pada motif dan karakter motif. "Soal warna boleh saja khas Madura, tapi Batik Madura yang asli itu tidak ada motif bunga krisan, mahkota, burung merak, naga, dan sebagainya," lanjutnya.


Batik Sidoarjo itu mudah ditelusuri asal-usul lokasi pembuatannya. "Kalau banyak variasi berarti Batik Sidoarjo dari Kedungcangkring, dan kalau ada motif mahkota dan dominasi warna ungu berarti dari Sekardangan," katanya.



Ciri lainnya adalah   kalau banyak warna berarti batik itu dari Jetis, kalau ada motif bunga krisan atau kupu-kupu berarti dari kawasan pecinan (China Peranakan) di Jalan Gajahmada dan kalau ada motif Kembang Suruh dan galar-galar (garis daun-daunan) berarti dari Tulangan.


Selain batik lawas karya Rogat (Tan Sin Ing), Loem Sie Hok, Wak Nyonya, dan sebagainya dalam  pameran batik itu juga tampilkan sebuah gaun yang menggunakan bahan dari batik Sidoarjo. Gaun itu tampak indah dan modern.


Selain itu juga ditampilkan beberapa peralatan cap dari besi yang biasa digunakan untuk mengecap ( membuat motif batik ) pada lembaran kain. Motif batik yang timbul mengikuti motif pada besi cap itu. Pada bagian lainnya ditampilkan foto-foto dokumentasi dari napak tilas di daerah-daerah di Sidoarjo yang membuat batik-batik itu .


1 komentar: