Jumat, 03 Januari 2014

Menimati Keindahan Budaya Di Pura Mandara Giri

Ada yang menarik ketika saya berkunjung ke  Lumajang – Jawa Timur. Di daerah yang terkenal dengan produksi buah pisangnya ini  banyak terdapat bangunan Pura yang merupakan tempat ibadah bagi umat Hindu.


Salah satunya adalah Pura Mandara Giri Semeru yang berada di Desa Senduro Kecamatan Senduro. 

Walau merupakan tempat ibadah bagi umat Hindu, tetapi pura ini juga terbuka bagi umat lainnya. Berada di sana membawa saya pada indahnya aneka ragam ornamen dan budaya umat Hindu. Sungguh terasa  ada nuansa sedang berada di Bali.



Pura ini berada tepat di tepi  jalan raya utama di daerah ini. Lokasinya berada  di  tanah yang cukup tinggi sehingga pengunjung harus meniti tangga untuk  ke Pura ini. Setelah melewati tangga terdapat gapura yang cukup besar dengan ornamen dua arca semacam Dwarapala ( Raksasa ) di bagian kanan dan kiri gapura.

Di kawasan Pura ini banyak terdapat bangunan pendukungnya. Di antaranya adalah ruangan semacam pendapa atau  aula dalam arsitektur Bali yang cukup luas dan megah. Di sekitar  aula yang disebut dengan nama Bale Gajah itu terdapat ornament beberapa patung  gajah.

Sedangkan bangunan-bangunan lainnya terdiri dari CandiBentar (apit surang), dan candi kurung (gelungkuri). Di areal ini dibangun bale patok, bale gong, gedong simpen, dan bale kulkul. Ada juga, suci sebagai dapur khusus dan bale patandingan. 

Di jeroan atau halaman  utama terdapat Pangapit Lawang, Bale Ongkara, Bale Pasanekan, Bale Gajah, Bale Agung, Bale Paselang, Anglurah, Tajuk, dan Padmanabha sebagai bangunan suci utama dan sentral.



Di lokasi agak menurun, di sisi timur, dibangun pasraman sulinggih, bale simpen peralatan dan dua bale pagibungan. Sedangkan di sisi selatan berdiri wantilan yang  megah dan luas.
Untuk ruangan yang lainnya, pengunjung diijinkan masuk dengan memberitahu dan meminta izin terlebih dahulu kepada petugas. Sedangkan untuk Pura Utama, bagi pengunjung yang bukan umat Hindu dan tidak ada keperluan untuk beribadah, pengunjung ilarang untuk memasukinya.

Pura Mandara Giri Semeru ini berada di lahan yang saat ini seluas sekitar 2 hektar  dengan luas awal cuma 25 x 60 meter, belakangan ditambah lagi menjadi 25 x 65 meter.

Ketika awal diserahi tugas membangunan fisik pura, panitia cuma disodori dana Rp 40 juta. Dari penggalian dana sukarela kemudian terkumpul Rp 90 juta. Hingga kini total sudah dihabiskan dana sekitar Rp 1,8 milyar untuk pembangunan fisik pura dan sekitarnya.

Pendirian pura di kawasan dataran tinggi ini juga didasari konsep yang ditopang sumber-sumber rujukan kuat susastra-agama maupun sumber-sumber sejarah kuno. Dalam pandangan Hindu, dataran tanah atau gunung tertinggi merupakan kawasan tersuci secara spiritual. 

Ini tentu sangat tepat dengan posisi Gunung Semeru sebagai gunung tertinggi di tanah Jawa, bahkan di Kepulauan Nusantara. Kawasan ini secara historis juga disebut-sebut sebagai kawasan suci semasa Jawa Kuno, sebagaimana dapat disusuri dari sumber susastra Nagarakertagama berbahasa Jawa Kuno.

Pura ini memiliki bentuk bangunan yang sangat indah dan menarik. Dengan berbagai ornament dan hiasannya yang khas. Begitu pula dengan adanya beberapa arca di sekitar pura dalam berbagai bentuk, ukuran dan wajah.

Arca-arca itu tentu dikeramatkan oleh umat Hindu di Pura ini.Setiap harinya tampak beraneka sesembahan ditempatkan di depan arca itu di bagian bangunan pura lainnya di kawasan ini.

Sesajian yang ditata menarik itu ditempatkan dalam rangkaian Janur ( daun kelapa ) yang terdiri dari bunga beraneka warna, biskuit, roti, air, dupa  dan sebagainya.

Dengan keindahan bangunannya, dalam setiap harinya Pura Mandara Giri ini tidak hanya dikunjungi oleh umat Hindu saja. Namun juga dikunjungi oleh umat yang beragama lainnya yang dating untuk melihat dan menyimak pesona keindahan Pura Mandara giri Semeru yang paling besar yang berada di daerah di luar Pulau Bali.

 ====================



Artikel-artikel Menarik lainnya bisa Anda baca 

di Link berikut ini :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar