Senin, 14 April 2014

Serunya Berwisata dan Berkemah di Watu Ondo , Tuban



Berkemah di alam terbuka tentu sangat menyenangkan. Apalagi jika disana juga terdapat hal yang menarik dengan panorama alamnya yang indah.


Hal itulah yang dirasakan oleh beberapa pemuda saat mengadakan kegiatan berkemah di kawasan Watu Ondo- Tuban, Jawa Timur.




Saya menjumpai sekawanan pemuda yang berasal dari Surabaya itu ketika sedang mengabadikan foto-foto tentang Watu Ondo. Saat itu dari kejauhan terdengar suara deru motor yang mendekat dan turun di lokasi Watu Ondo. 



Tak berapa lama kemudian terdengar celetukan spontan yang bercampur dengan decak kagum  yang seolah tiada hentinya dari mereka.


Sambil berbincang-bincang dan berfoto ria, mereka tampak begitu menikmati indahnya panorama alam Watu Ondo. Sebuah hal yang tentu tidak mungkin bisa mereka jumpai di Surabaya.


Tak hanya itu saja, ternyata mereka juga hendak berkemah di Watu Ondo setelah seharian berkelana menikmati indahnya air terjun Nglirip yang berjarak sekitar 45 km arah barat dari Watu Ondo.


Watu Ondo berlokasi di daerah perbukitan di Kecamatan Semanding, sekitar 15 km kea rah selatan dari pusat kota Tuban. Sebenarnya akses jalan menuju ke sana cukup mudah. 
 

Namun sayang karena cukup minimnya papan petunjuk arah dan jalan menuju ke Watu Ondo, menyebabkan membutuhkan kejelian dan kecermatan sambil bertanya tentang arah ke lokasinya.


Tak jarang banyak pengunjung yang karena tidak mau bertanya sebelumnya kepada warga setempat merasa kebingungan untuk menuju ke Watu Ondo. Menurut Rizky, salah seorang dari pemuda itu juga menuturkan bahwa mereka sebelumnya juga sempat bingung dan kesasar. Tetapi kebingungan itu kemudian berganti menjadi sejuta rasa kekaguman setelah sampai di Watu Ondo.



Ada hal yang menarik di Watu Ondo karena di batu-batu tebingnya yang cukup tinggi dan terjal itu  terdapat beberapa tangga yang bersandar langsung pada tebing. Tangga-tangga itulah yang selama ini digunakan oleh warga sebagai jalan pintas antar dusun yang berada di bagian atas dan dusun di bagian bawah.


Sebenarnya ada jalan beraspal di daerah sana. Tetapi warga lebih memilih menggunakan tangga itu karena jalan beraspal itu harus dengan memutar terlebih dahulu dengan jarak sekitar 3 km.



Menjelang senja, mereka kemudian bersiap untuk mendirikan dua tenda yang mereka bawa. Setelah memberitahu ke salah satu warga dan meminta izin untuk berkemah, tak berapa lama tenda-tenda itu pun sudah berdiri di sebuah lahan yang datar.



Yang menarik, saat meminta izin ke warga itu mereka diingatkan oleh warga agar jangan sampai pikiran kosong atau melamun saat di watu Ondo karena lokasinya yang masih tergolong cukup " angker ".
  
 

Lahan itu juga menarik karena berbatasan langsung dengan batu tebing. Tetapi juga terasa miris karena juga berbatasan langsung dengan jurang yang cukup dalam.


Suasananya tenang dan sunyi.mereka rasakan saat menjelang malam. Udara terasa sejuk dan terdengar  banyak suara hewan malam di sekitarnya. sejuk, Walau tidak ada ada cahaya  lampu penerangan, tapi suasana tidak terasa gelap gulita. 


Begitu pula walaupun cuaca juga mendung dan sempat hujan, tapi masih tetap nampak indah pemandangannya.  

 

Walau tak jauh dari kampung dan rumah warga, tetapi saat itu tak ada warga yang ke bertandang dan menjenguk aktifitas kemah mereka saat malam. Hanya beberapa anak kecil yang bertandang ke lokasi kemah saat sore hari.

 

Sayang, saat pagi hari,  cuaca mendung di sisi timur, sehingga mereka tidak dapat menyaksikan panorama kala fajar yang indah di Watu Ondo.


Lalu bagaimana pendapat Rizky tentang Watu Ondo ini ?  " Watu Ondho itu keren abis , Mas, Tidak bisa diungkapin dengan kata-kata. Lokasi juga tidak terlalu jauh dari kota. Di  sekitar juga ada perkampungan. Pokoknya strategis dan mantap abis. " ujar Rizky.


Dengan ungkapan rasa kekagumannya itu, tentu bisa menjadi kesimpulan  bahwa Watu Ondo ini memang menarik untuk dikunjungi dan menjadi lokasi untuk berkemah selama itu untuk kegiatan yang baik dan positif.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar