Kamis, 22 Mei 2014

Jejak Sejarah Gedung Singa Yang Misterius di Surabaya

 Ada banyak gedung kuno dan bersejarah di Kota Surabaya - Jawa Timur. Salah satunya adalah bangunan yang dikenal dengan nama Gedung Singa. Sebutan ini karena di bagian depan gedung terdapat patung sepasang singa yang bersayap.


Gedung yang tampak tidak terawat itu seolah menyimpan misteri tersendiri. Selain bangunannya senantiasa tertutup pada setiap harinya,  juga karena tak ada banyak orang yang tahu apa dan bagaimana keberadaan Gedung Singa itu pada masa lampau.


Tentang patung singa itu ada yang menyebut bahwa singa bersayap merupakan satu dari empat binatang buas dalam Bible yang disebut Minute Lion. Singa bersayap juga digunakan sebagai lambang Venesia dan simbol St Mark.


Selain patung Singa, bangunan itu juga mempunyai bentuk dan arsitektur yang cukup unik dan berbeda. Begitu pula dengan ornament-ornamennya.


Gedung Singa itu berlokasi di sekitar  kawasan Jembatan Merah yang menuju ke arah Monumen Tugu Pahlawan. Sosok bangunannya mudah dikenali karena berada di tepi jalan raya di depan terminal bayangan yang menjadi pangkalan angkutan kota atau Lyn.



Dari tampak bagian luar, gedung Singa ini memiliki arsitektur yang sangat indah. Sayang, gedung ini dalam keadaan tertutup dan terkunci. Begitu juga suasana dan lingkungan di gedung itu tampak sangat kotor dan berdebu.
 


Tak ada seorang pun yang tampak menjaga di gedung ini sehingga saya tidak bisa memperoleh informasi tentang gedung ini dan gambaran ruangan-ruangan yang ada di dalamnya.


 

Gedung Singa  ini dibangun pada 1901 ini dan pada jaman kolonial dipakai sebagai kantor Algemeene Maatschappij van Levensverzekering en Lijfrente (Perusahaan Umum Pertanggungan Jiwa dan Anuitas Jiwa), sebuah perusahaan asuransi jiwa terbesar di Belanda yang didirikan pada 1880 namun bangkrut pada 1921


Arsitektur gedung ini adalah karya dari  arsitek terkenal Hendrik Petrus Berlage (Amsterdam 21 Februari 1856 — Den Haag 12 August 1934).


Pada buku “Budaya Visual Indonesia” yang ditulis Agus Sachari dari Fakultas Desain dan Seni Rupa ITB, disebutkan bahwa Algemeene Maatschappij van Levensverzekering en Lijfrente adalah karya pertama Hendrik Berlage di Hindia Belanda yang dikerjakannya pada 1900.

Ia kemudian membuat desain gedung de Nederlanden van 1845 yang berada di Jl Pintu Besar Utara, Jakarta. Disebutkannya bahwa Berlagen juga menjadi konsultan pemerintah Hindia Belanda dalam proyek restorasi Candi Prambanan.

 


Pada bagian pintunya terdapat papan kayu yang bertuliskan nama PT. APERDI - Jembatan Merah 1923 yang membuatnya juga dikenal sebagai Gedung APERDI.


Di gedung ini tedapat tiga gerbang yang terbuat dari besi dan berbentuk lengkung di lantai satu, dengan bagian tengah berukuran lebih kecil yang merupakan pintu utama yang dijaga sepasang singa bersayap.


Pada ketiga lengkung itu juga dipasang susunan batu bata konsentris berwarna merah sebanyak empat baris. 
 

Pada lantai dua di bagian depannya terdapat pilar-pilar dan ornamen yang juga berbentuk lengkunga Ada juga sebuah tiang bendera yang di bagian bawahnya terdapat  ornamen  yang berupa lukisan pada porselen.


Lukisan pada porselen itu karya Jan Toorop, seorang desainer grafis dan ilustrator, pelukis art nouveau, simbolis dan impressionis, yang lahir 20 Desember 1858 di Purworejo dan meninggal di Den Haag pada 3 Maret 1928.




Keripik Gayam Yang Nikmat di Tuban

Agung - 0857 3396 5278 - 0823 3388 7121
        



www.jelajah-nesia.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar