Kamis, 03 Juli 2014

Tradisi Bubur Suruh Yang Unik Di Makam Sunan Bonang

Ada banyak kuliner jenis bubur di nusantara. Tetapi untuk bubur yang dikenal dengan nama Bubur Suruh yang satu ini cukup unik dan berbeda. Selain rasanya yang gurih, bubur ini juga hanya dibuat pada bulan Ramadhan saja. Walau rasa, bentuk dan penampilan bubur ini biasa dan sederhana saja, tetapi ternyata banyak sekali yang ingin bisa mendapatkan dan menikmatinya.


Karena itu, tak heran jika dengan jumlah yang terbatas, dalam hitungan tak berapa lama, bubur Suruh pun tandas karena menjadi rebutan oleh banyak orang. Begitulah gambaran tentang tradisi pembuatan dan pembagian Bubur Suruh yang diadakan  di kompleks Makam Sunan Bonang di kota Tuban - Jawa Timur. 


Di kota ini, tradisi Bubur Suruh hanya diadakan di makam Sunan Bonang dan masjid Muhdlor di Kelurahan Kutorejo.Entah sejak kapan tradisi bubur Suruh ini mulai diadakan di Makam Sunan Bonang. Tetapi yang pasti, tradisi ini selalu diadakan setiap tahunnya. Sepintas, tampilan bubur Suruh ini seperti bubur beras yang menggunakan gula jawa.



Perbedaannya, warna bubur Suruh ini kuning kecoklatan karena menggunakan bahan rempah-rempah yang diblender halus. Santan kelapa juga digunakan untuk menghasilkan rasa gurihnya. Ada juga rasa daging karenaa juga menggunakan Balungan ( tulangan ) daging kambing dimana pada tulangan itu ada sedikit potongan daging yang menempel pada tulang.



Persiapan memasak Bubur Suruh biasanya dimulai pada pukul 13.00 dengan bertempat di bawah pohon di depan Masjid Astana Sunan Bonang. Yang menarik, untuk memasaknya harus dilakukan oleh kaum pria dengan menggunakan dua buah wajan ( belanga ) yang besar. Sedangkan persiapan dan pengolahan bumbu-bumbunya dilakukan oleh kaum wanita. 



Pada pukul 17.00 , bubur Suruh sudah mulai dibagi pada siapa saja yang mau menikmati Bubur Suruh sebagai takjil buka puasa dan membawa wadah untuk dibawa pulang dan dinikmati di rumahnya. 



Mereka sebelumnya sudah berkumpul dengan membawa wadah untuk buburnya masing-masing. Tak jarang, bubur sudah habis tak tersisa walau masih banyak warga yang datang dengan membawa wadahnya.


Hal ini karena Bubur Suruh dibuat dengan jumlah terbatas saja yaitu dalam dua buah wajan saja. Itupun  harus dibagi untuk takjil buka puasa di Masjid Astana dan mushola-mushola yang ada di sekitarnya.


Bubur Suruh ini merupakan salah satu khazanah tradisi di Bulan Ramadhan yang unik di Makam nusantara.




Keripik Gayam Yang Nikmat di Tuban

Agung - 0857 3396 5278 - 0823 3388 7121
        



www.jelajah-nesia.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar