Sabtu, 15 Maret 2014

Indahnya Berwisata Malam Di Kayangan Api Bojonegoro

Kayangan Api adalah salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Bojonegoro - Jawa Timur. Wisata ini berada di tengah kawasan hutan jati yang berupa sumber api abadi yang tak bisa padam walau oleh guyuran air hujan paling deras sekalipun.


Kayangan Api cukup unik dan indah dengan pesona api abadinya itu. Sayang, api itu pada saat pagi hingga sore tidak begitu jelas terlihat karena tersamar oleh terangnya suasana. 




Karena itu, saya sengaja menuju ke sana pada sore hari agar bisa menikmati keindahan Kayangan Api kala malam hari.

Lokasinya berada di dalam hutan dengan vegetasi utama pohon jati.Nama Api Abadi juga biasa dikenal dengan nama Kayangan Api yang berada di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem. Lokasi wisata Kayangan Api itu sekitar 28 km arah barat daya dari pusat kota Bojonegoro.  
 
Sebenarnya lokasi Kayangan Api ini pada malam hari biasanya cukup gelap  dengan hanya beberapa cahaya lampu penerangan saja. Tetapi saat saya berkunjung ke sana belum lama ini, suasana di sana tampak sangat ramai dan terang benderang sekali.


Menurut Drs. Bambang Suharno, MSi. -  Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bojonegoro yang saya konfirmasi di lokasi itu, saat itu di sana akan ada acara seni dan budaya yang juga dihadiri oleh Bupati Bojonegoro. Sayang, saya tidak bisa mengikuti acara itu karena harus segera melanjutkan perjalanan saya.
 
Dengan tambahan lampu penerangan itu, panorama di Kayangan Api menjadi lebih berwarna dengan perpaduan warna hitam pepohonan dan hijau dedaunannya. Dan tentu saja yang paling menarik adalah sumber api abadi itu yang berjarak ekitar 100 meter dari gerbang masuk . 



Sumber api itu berupa tumpukan batu dan pasir yang senantiasa memancarkan lidah, cahaya dan bara  apinya yang berubah berwarna biru pada malam hari.
 

Hawa panas sangat terasa pada jarak sekitar 2 meter dari lingkaran sumber api itu. Begitu pula dengan bau yang menyengat khas gas elpiji yang senantiasa menguar di sekitarnya.




Sumber api itu dikelilingi dengan pagar  yang terbuat dari besi dengan bentuk melingkar  berdiameter sekitar 8 meter. 



Di sekitarnya  terdapat  bangunan buatan berupa empat candi Kelir yang masing-masing candi itu  dikawal dengan sebuah patung Dwarapala pada sudut kanannya.

Di bagian timur sumber api  ini terdapat sebuah pohon jati yang cukup besar dan tinggi . Sesuai dengan legenda tentang Kayangan Api, lokasi sekitar pohon itu merupakan petilasan yang  konon dulunya menjadi tempat bersemedinya Mpu Kriya Kusuma atau Supagati, seorang Empu ( pembuat keris ) yang sakti pada masa kerajaan Majapahit.   
 
Di sekitar petilasan ini terdapat situs purbakala yang pada pertengahan Desember   tahun 2010 telah diadakan penggalian dan penelitian oleh Tim Arkeolog dari Universitas Indonesia. 


  
Dalam penggalian dan penelitian itu didapatkan penemuan tumpukan batu batu yang berwarna merah  yang berukuran   cukup panjang dan besar.


Tumpukan batu bata yang terbuat dari tanah liat itu diduga merupakan bagian bangunan dari pura atau candi dengan aktifitasnya yang berkaitan dengan Kayangan Api di masa lampau.


Di sebelah barat sumber api sekitar 80 meter terdapat sumber air yang berwarna hijau dan bergelembung yang disebut dengan nama Sumber air Blekutuk.


Dari bau yang menguar di sekitarnya , sumber air itu mengandung belerang.Namun uniknya,  air  pada sumber  air Blekutuk ini bersuhu dingin.Berbeda halnya dengan sumber air yang mengandung belerang yang biasanya bersuhu hangat atau panas. 

2 komentar: