Tips Hamil

Tampilkan postingan dengan label Madura. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Madura. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 21 Juni 2014

Berburu Souvenir Di Kota Bangkalan , Madura

Berkunjung ke suatu daerah, terasa kurang lengkap jika tidak membeli oleh-oleh dari kota itu. Baik oleh-oleh yang berupa kuliner, souvenir dan sebagainya. Begitu pula jika berkunjung ke Kota Bangkalan di Pulau Madura yang merupakan daerah paling dekat dengan Surabaya.


Ada hal yang menarik jika berkunjung kota Bangkalan. Di sana banyak terdapat toko atau kios yang menjual oleh-oleh. Ada beberapa oleh-oleh berupa souvenir yang menarik perhatian saya saat berkunjung ke sana beberapa waktu lalu.




Ada souvenir yang berupa boneka mini dengan karakter wanita yang mengenakan busana khas Madura. Selain itu ada juga boneka karakter Pak Sakerah, sosok pria Madura dengan pakaian dan kumisnya yang khas.


Souvenir lainnya berupa pecut atau cambuk dengan warna-warnanya yang mencolok. Ada pula souvenir berupa celurit, senjata khas Madura. Souvenir itu ditempatkan dalam bingkai kaca.Di bagian lainnya terpajang jamu Madura yang konon sangat berkhasiat bagi kesehatan tubuh. Jamu itu ditempatkan dalam toples-toples kaca dengan bentuk yang menarik.

Tak kalah menariknya adalah souvenir berupa  kain batik Madura baik itu yang berupa lembaran atau sudah dalam bentuk pakaian jadi. Ada kain batik jenis Batik Gentongan dan Batik Tanjung Bumi. Selain memiliki motif yang khas, warna-warnanya juga sangat terang dan mencolok.


Aneka ragam souvenir itu dijual dengan harga berkisar puluhan ribu hingga jutaan rupiah tergantung jenis souvenir dan tingkat kerumitan pembuatannya.


Di daerah Bangkalan sendiri ada dua destinasi wisata sejarah yang cukup terkenal yaitu : 

1. Benteng Cakraningrat IV



  2. Mercusuar Kuno Belanda



-------------------------------------------------------------------------- 




Keripik Gayam Yang Nikmat di Tuban

Agung - 0857 3396 5278 - 0823 3388 7121
        



www.jelajah-nesia.blogspot.com

Kamis, 17 April 2014

Jejak Sejarah Di Benteng Cakraningrat IV, Madura


Kawasan di tepi pantai yang berlokasi di Desa Tanjung Piring, Bangkalan - Madura itu sangat luas sekali. Sepintas tak ada yang istimewa di sana karena lokasinya yang seperti hutan dengan pepohonan yang besar dan rindang. Semak-belukar yang tumbuh merambat atau bersulur menutupi daerah itu.

 
Tetapi siapa sangka jika di kawasan itulah terdapat bangunan kuno yang bersejarah. Bangunan itu berbentuk benteng  yang dibangun pada masa lampau sebagai  salah satu pertahanan dalam menghadapi serangan musuh.



Benteng itu dikenal dengan nama Benteng Cakraningrat IV. Sesuai dengan namanya, benteng itu berkaitan dengan sejarah Cakraningrat IV, penguasa di Pulau Madura kala itu. 

 
Pihak kolonial Belanda melalui VOC saat itu tidak mau mengakui tuntutan Cakraningrat IV atas kekuasaan yang besar di sebagian wilayah Jawa Timur.

Pada tahun 1745, VOC menyatakan bahwa Cakraningrat IV diturunkan dari tahta dan akan diperlakukan sebagai pemberontak.



Setelah melakukan perundingan dengan Cakraningrat IV tetapi hasilnya sia-sia, akhirnya terjadilah peperangan antara VOC dengan pasukan dari Cakraningrat IV.


Akibat peperangan itu, pasukan Cakraningrat IV melemah dan Cakraningrat IV pun kemudian ditawan oleh VOC yang kemudian membawanya ke Batavia dan membuangnya ke Tanjung Harapan pada tahun 1746 hingga wafat pada tahun 1753.



Menelusuri jejak benteng itu membutuhkan stamina yang cukup prima karena medannya yang cukup menantang dengan menembus semak-belukar yang lebat. Selain juga karena suasananya yang bernuansa horor ala Dunia Lain.
 

Benteng-benteng itu ada yang dalam keadaan utuh dan ada juga yang tinggal puing-puingnya saja.Menurut Ady Setyawan, ST. dari komunitas Roode Brug Soerabaia, puing-puing kehancuran benteng itu mungkin karena serangan mortir yang dahsyat. 


Dan yang menarik, pada salah satu benteng di sana terdapat tulisan dalam huruf Kanji - Jepang yang artinya ' Jangan Menyalakan Api ".


Benteng-benteng itu sendiri terdiri dari beberapa bangunan Bastion dengan berbeda fungsi. ada yang berfungsi sebagai lokasi pengintaian dan pertahanan, tempat pembangkit listrik ( genset ), tempat penyimpanan senjata dan amunisi. 

 
Fungsi lainnya sebagai tempat pertahanan dan perlindungan, markas, barak prajurit, pengintaian dan docking alat angkutan laut dan ada juga yang masih belum diketahui fungsinya. Yang menyeramkan, di sana juga da sumur tua yang ternyata pada masa lampau digunakan sebagai tempat membuang jenazah korban perang.


Saya merasa bersyukur bisa mengikuti kegiatan penelusuran sejarah bersama Roode Brug Soerabaia bersama komunitas-komunitas sejarah di Bangkalan itu belum lama ini dalam kegiatan bertajuk Plesiran Ke Poelaoe Garam. 


Kegiatan ini menjadi salah satu upaya dalam mengenan dan menghargai jejak sejarah bangsa ini yang terjadi pada masa lampau. 




Keripik Gayam Yang Nikmat di Tuban

Agung - 0857 3396 5278 - 0823 3388 7121
        



www.jelajah-nesia.blogspot.com