Senin, 07 Oktober 2013

Kisah Di Balik Indahnya Kain Tenun Sumba

Kain tenun Sumba dari  Nusa Tenggara Timur tak hanya indah dalam segi visual dan penampilan saja. Dalam berbagai motifnya yang khas dan tradisional, ternyata lembaran kain Sumba itu juga memiliki kisah dan filosofi yang menarik untuk dicermati.

Saya menjumpai indahnya kain tenun Sumba itu dalam sebuah pameran di galeri seni pada beberapa waktu yang lalu. Dari pameran itu pula saya memperoleh informasi tentang kisah-kisah menarik tentang kain tenun Sumba.





Tak hanya itu saja, cara dan proses pembuatan kain tenun Sumba itu juga menarik karena membutuhkan waktu yang cukup lama dan rumit dalam pembuatannya.

Diantara kain-kain yang dipamerkan , berikut ini adalah beberapa kisah yang terdapat dalam motif lembaran kain Sumba Timur :

Hinggi Motif Koin Belanda Mahang berasal dari Kambera pada tahun 1954. Kain ini merupakan kain kuno dengan terdapat gambar mahang atau singa.



Figur ini selain termasuk motif sarwa liar juga bisa disebut ragam hias yang mendapat pengaruh dari kebudayaan negara belanda yang sering dijumpai berupa motif Singa kembar dengan mahkotanya sebagaimana sering digunakan oleh Kerajaan Belanda. Hiasan lainnya terdapat gambar Patolaratu Karih atau kupu-kupu.

Kain tenun yang berikutnya adalah Selendang Lebar  Pahikung Motif Udang Udang yang berasal dari kampung Adat Tau pada tahun 1971. Motif ragam hias pada tenunan ini merupakan perpaduan antara tekhnik menyulam dan menenun. Ragam hias motif udang merupakan simbol perpindahan alam roh dunia fana ke alam roh gaib. Di dalam tenunan terdapat dua jenis motif udang yang dalam bahsasa daerah disebut Kurangu Blau ( Udang Laut ) dan Kurangu Luku ( Udang darat ). Kedua jenis udang ini dalam tenunan dilukiskan dalam bentuk yang besar dan mempunyai capit ) penjepit ).

Figur manusia yang sedang berdiri ditandai dengan ruas tulang iga yang berbentuk kerangka, lutut yang sedikit ditekuk dan lengan yang terangkat keatas seperti pada keadaan berdoa. Posisi ini disebut dengan nama Akimbo.Figur manusia ini digambarkan sebagai penari pada suatu upacara adat kaum bangsawan ( Maramba). 

Kain tenun Sumba yang lainnya adalah motif Hinggi Lauwaru Marada dari Desa Preliu pada tahun 1970. Motif hias yang ada pada ragam kain ini menggambarkan corak burung kakaktua kembar. Ragam motif burung kakaktua masuk dalam kelompok ayam dengan membedakan kelengkapan motifnya yaitu pada petunjuk ada sayap dan tidak adanya sayap. Beberapa tenunan ada gambar burung atau ayam yang digambarkan kecil-kecil yang fungsinya sebagai hiasan belaka atau menggambarkan alam Sumba.

Ragam motif lain pada tenun ini adalah motif Patolaratu. Motif ini merupakan pengaruh dari India yang merupakan simbol status bangsawan ( maramba ) pada saat dikenakan dalam upacara adat.

Kain yang berikutnya adalah Lawu Hembo Motif naga dan rusa.Kain tenun ini cukup unik karena motif belakang dan motif depan tidak sama . Merupakan motif yang sangat langka dan jarang diproduksi lagi. Moitif depan berupa gambar naga raksasa melambangkan keanggunan dan wibawa serta kesaktian dan merupakan sarung yang hanya dipakai oleh raja atau kaum bangsawan.Sedangkan motif yang di bagian belakang bergambar rusa menengok ke belakang.

Cukup rumit dan susah juga untuk menyimak dan memahami kisah dan makna yang terkandung dalam lembaran kain  tenun Sumba itu. Mungkin hal itu pula yang menjadi sisi lain dan daya tarik keindahan kain tenun Sumba yang umumnya dibuat dengan menggunakan bahan pewarna alami itu.


Nikmatnya Oleh-oleh Khas Tuban

Keripik Gayam Yang Nikmat di Tuban


Agung - 0857 3396 5278 - 0823 3388 7121
        
 ====================

===============

Artikel-artikel Menarik lainnya bisa Anda baca 

di Link berikut ini :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar