Senin, 16 Desember 2013

Rokok Cap Vitamin Di Museum Kretek Kudus

Pernahkah Anda tahu dan mendengar tentang rokok yang bermerk Vitamin ? Tentu banyak di antara kita yang belum pernah tahu dan mendengar tentang rokok dengan merek yang terdengar cukup aneh dan unik itu. Maklum saja, rokok itu memang sudah lama tidak beredar lagi. 


Saat ini mungkin hanya generasi orang-orang yang sudah tua saja yang pernah tahu, mendengar dan merasakan nikmatnya rokok tersebut.Untunglah kita bisa mengetahui dan menyimak tentang jejak rokok itu di Museum Kretek yang ada di Kota Kudus - Jawa Tengah.


Sesuai dengan namanya, museum ini menyimpan koleksi yang berkaitan dengan sejarah industri rokok di Indonesia, utamanya yang ada di daerah Kudus. Diantara koleksi itu adalah beraneka jenis dan merek rokok yang pernah diproduksi pada masa lampau.


Koleksi aneka rokok yang bernuansa nostalgia itu ditempatkan dalam etalase kaca. Jumlahnya cukup banyak dengan berbagai bentuk dan ukuran kemasan. Pada umumnya  koleksi rokok itu berjenis rokok klobot dan kretek. 



Hal ini karena pada masa lampau rokok jenis  ini sangat populer dan terjangkau harganya , disamping belum adanya rokok jenis filter.


Cukup menarik menyimak aneka jenis rokok itu disana. Banyak yang menggunakan kemasan dengan desain dan warna yang sederhana. Bahkan ada rokok dengan kemasan yang berwarna hitam putih saja.



Saya merasa seperti melihat gambar-gambar dalam komik cetakan jaman dulu ketika melihat gambar dan kemasan rokok-rokok itu.

Lihatlah pada kemasan rokok dengan merek Auto Sedan  ini. Begitu pula dengan rokok merek Pemimpin.


Beraneka jenis barang ternyata bisa menjadi merek dagang kala itu. Simak saja rokok dengan merek Pompa, Kios dan berbagai jenis buah.


Yang menarik, ada juga rokok dengan merek yang mencerminkan akulturasi budaya Jawa dan Belanda. itu terlihat dari rokok bermerek Johar Manik yang gambar dan desainnya bercita rasa ala Belanda. Sosok Johar Manik sendiri sangat dikenal dalam berbagai kisah dan versi yang berkembang di masyarakat.


Seolah tak mau kalah dengan rokok Cap Kostrad yang ada di House Of Sampoerna, di museum ini juga ada rokok bernuansa militer dengan merek Mabes ABRI.


Sayang, koleksi-koleksi  yang menarik ini tidak dilengkapi dengan data dan informasi tentang asal dan kapan rokok itu mulai diproduksi dan kapan mulai berhenti diproduksi. Sehingga pengunjung hanya bisa puas tahu dan melihat bentuk dan kemasan rokok saja.



Begitu pula dengan seperti tidak terawatnya koleksi itu. Banyak rokok  tersebut yang lembab dan mulai berjamur. Kemasannya pun banyak yang terkelupas dan pudar.

 Entah karena di etalase itu tidak dilengkapi dengan butiran Silica Gel atau tidak adanya lampu dengan tata pencahayaan tertentu untuk mengatur suhu dan kelembaban.



Semoga saja pihak-pihak  yang berkaitan dengan Museum Kretek segera memberi perhatian agar keberadaan rokok-rokok yang unik dan bersejarah itu bisa tetap awet dan terpelihara dengan baik. 





Tentu bisa dibayangkan betapa langkanya rokok jenis itu saat ini. Andai satu bungkus rokok itu kemudian hancur, tentu hilang satu rantai  jejak sejarah industri rokok di Indonesia.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar