Rabu, 15 Januari 2014

Jejak Sejarah W.R. Soepratman Di Surabaya

Nama Wage Rudolf Soepratman tentu banyak yang mengenalnya sebagai pencipta  banyak lagu nasional yang bertema kebangsaan. Salah satu karyanya adalah lagu Indonesia Raya yang menjadi lagu kebangsaan negara Indonesia.

Tetapi mungkin ada sebagian di antara kita yang belum mengetahui bahwa ternyata salah satu pahlawan nasonal ini dalam perjalanan sejarahnya pernah lama tinggal di kota Surabaya. 

Di kota ini pula beliau menghembuskan nafas terakhirnya dengan meninggalkan karya yang selalu dikenang oleh bangsa ini sepanjang masa.


Berkaitan dengan hal ini, saya mengajak Anda untuk menyusuri dan menyimak jejak sejarah W.R. Soepratman di Kota Pahlawan ini :




1. Museum Wr. Soepratman

Bangunan rumah itu berbentuk kuno dengan didominasi oleh warna putih.dan krem. Arsitektur bangunannya ala rumahdi daerah tropis Bagian  depan rumah itu tampak asri dengan  terdapat taman  beraneka jenis tanaman. Sebuah tiang bendera yang mengibarkan bendera merah putih juga ada disana.

Yang menarik, disana juga terdapat sebuah patung yang berwarna hitam. Patung itu menggambarkan sosok seorang pria yang berkacamata dengan mengenakan jas dan dasi sedang memainkan biola. Melihat patung  itu tentu banyak yang mengetahuinya bahwa patung itu menggambarkan sosok WR. Soepratman, pencipta lagu Indonesia Raya yang menjadi lagu kebangsaan negara Indonesia.

Bangunan itu merupakan rumah kediaman WR. Soepratman semasa masih hidup dan tinggal di kota Surabaya Rumah yang kini difungsikan menjadi Museum WR. Soepratman itu berlokasi di Jalan Mangga 21 - Tambaksari yang dekat dengan  Gelora 10 Nopember Tambaksari - Surabaya.

Wage Rudolf Soepratman lahir di Jatinegara pada 9 Maret 1903. Pahlawan Nasional ini  pernah tinggal di rumah  ini, sejak tahun 1936 hingga dia wafat tahun 1938 dan Makam WR. Soepratman  ada di Surabaya. Setelah ditinggal keluarga W.R. Supratman pada masa revolusi 1945, rumah tersebut ditempati oleh keluarga Cina sampai 1974. Setelah itu, rumah tersebut dibiarkan kosong selama 27 tahun.

Museum ini merupakan cagar budaya yang dilindungi Undang-Undang No. 592 dan Peraturan Pemerintah Nomer 10 Tahun 1993. Persemian Museum WR. Soepratman dilakukan  pada tgl 28 Oktober 2003 oleh Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika.

Bangunan museum WR. Soepratman cukup kecil dengan terdiri dari tiga ruangan yang tidak terlalu luas.Tak banyak benda koleksi yang bisa dijumpai dalam museum ini.Pada ruangan tengah hanya terdapat rak kayu  untuk memajang koleksi. Namun tak ada koleksi apapun dalam rak display itu. 

Pada ruangan ini hanya terdapat pajangan lembaran kertas fotokopiberupa Piagam Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Utama  dari Presiden Republik Indonesia  Ir. Soeharto kepada almarhum Wage Rudolf Soepratman.

Untuk ruang yang kedua menyimpan koleksi berupa lembaran-lembaran kertas fotokopi yang bertuliskan syair dan notasi lagu-lagu yang diciptakan oleh Wage Rudolf  Soepratman. Selain itu juga terdapat pajangan foto dari dua piringan hitam yang didalamnya terdapat rekaman asli lagu Indonesia Raya pada masa lampau.

Piringan hitam yang asli  itu berada di Museum Sumpah Pemuda - Jakarta. Piringan hitam dengan tulisan Lagoe Indonesia Rajah  itu cukup menarik karena diproduksi pada tahun   1930 oleh NV. Kuchenmeisters Internasionale Ultraphon Mastschappij di Amsterdam - Belanda.Untuk piringan hitam yang satunya dengan terdapat tulisan Lokananta  dan Indonesia Raya - WR Soperatman itu diproduksi oleh Recordinfg Department - Radio Republik Indonesia.

Pada ruangan yang ketiga terdapat pajangan foto lama WR. Soepratman dan foto lama makam  WR. Soepratman di loaksi lama sebelum dipugar dan dipindah ke lokasi makam yang baru di Jalan Raya Kenjeran.

Karena tak banyak benda-benda koleksi yang bisa dijumpai di museum WR. Soepratman, menjadikan patung WR. Soepratman dan bagian depan museum menjadi lokasi favorit untuk berfoto ria untuk mengenang jejak perjuangan WR. Soepratman di Surabaya.





Walau untuk itu mereka harus bergantian dengan pengguna jalan lainnya karena museum itu berada di tepi jalan kecil di kawasan perkampungan.


2. Makam W.R. Soepratman 


Makam WR. Soepratman berada di tepi jalan raya Kenjeran   atau berseberangan jalan dengan Makam Rangkah – Surabaya. Tulisan pada dinding pagar yang berbunyi WR Soepratman -  Pencipta Lagu Kebangsaan - Indonesia Raya  bisa terbaca dengan jelas ketika melintasi jalan raya itu.
    
Di kawasan ini terdapat makam WR Soepratman, monumen berbentuk sosok WR. Soepratman sedang memainkan alat musik biola dan monumen yang berisi biografi dan informasi tentang WR Soepratman.

Makam WR. Soepratman berada dalam naungan sebuah bangunan berbentuk pendapa. Sebuah prasasti di bagian depan pendapa yang ditandatangani oleh Presiden Megawati pada saat itu menjadi penanda direnovasinya kawasan makam ini.

Sebuah pusara makam yang terbuat dari batu marmer dan berbentuk biola di dalam pendapa itu adalah makam dari WR Soepratman. Taburan bunga setaman tampak memenuhi bagian atas makam itu. Selain bentuk pusara makam yang cukup unik karena berbentuk biola, pada sisi bawahnya juga terdapat ornamen berbentuk notasi nada dalam penggalan lagu Indonesia raya.

Lingkungan di sekitar makam WR Soepratman tampak cukup bersih,  teratur dan asri  dengan berbagai jenis tanaman.Sebelum berada di lokasi ini, saat meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938, WR Soepratman dimakamkan di TPU Kapas, utara Jl Kenjeran. 

Kemudian tahun 1953 dipindahkan ke lokasi sekarang, pojok Jalan Tambak Segaran Wetan, selatan Jl Kenjeran. Dan 50 tahun kemudian, pada tahun 2003 selesai dilakukan pemugaran total dengan meninggikan makam dan membangun rumah joglo khas Jawa Timur sebagai ‘rumah’-nya.
  
 Di dalam kompleks makam, selain terdapat joglo dengan makam WR Soepratman, di sisi sebelah kanan joglo juga terdapat patung perunggu WR Soepratman setinggi 2.5 meter. Di belakang patung ini terdapat prasasti bertuliskan 3 bait/stanza asli dari lagu Indonesia Raya. 
  
 Di bawah prasasti ini tertulis keterangan :

 “Syair Lagu INDONESIA RAYA yang dinyanyikan dalam Kongres Pemuda-Pemuda Indonesia ke-II di Jakarta tanggal 27 – 28 Oktober 1928, setelah pemerintah Hindia Belanda melarang dinyanyikan menggunakan kata-kata ‘Merdeka, Merdeka’”.
Ketika saya berada disana, saat itu  tampak beberapa pelajar sedang menulis informasi yang terdapat di monument-monumennya. Di belakang monumen yang terdapat ornamen berbentuk patung WR. Soepratman juga terdapat tulisan syair Lagu Indonesia Raya.


  Menambang Dollars di OK Pay 

Free Trial 41.000 Movies  + TV  Episode = Amazon Prime 

======================================================================

Dijual Tablet Smartfren New Andromax Tab 7.0 

Hadiah Lomba dari Vivanews. 

Kondisi 100% Baru, Lengkap dan Tersegel.

Harga Penawaran Rp 1,5 juta

Barang Langka - Stock Galeri Smartfren Sudah Kosong Lama

Harga Tablet Smartfren New Andromax Tab 8.0 Rp 2,3 juta

Kontak Agung - 0823 3388 7121

=====================================================================





 ====================

===============

Artikel-artikel Menarik lainnya bisa Anda baca 

di Link berikut ini :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar