Minggu, 16 Februari 2014

Nostalgia Sejarah Terowongan Ampera Di Gunung Kelud

Erupsi dari Gunung Kelud yang terjadi pada tahun 2014 sungguh sangat dahsyat. Selain memuntahkan lava, lahar, hujan batu dan abu vulkanik yang sampai di berbagai daerah, erupsi itu tentu juga menghancurkan dan meluluhlantakkan segala sesuatu yang ada di daerah sekitarnya.


Begitu pula dengan nasib Terowongan Ampera yang berada di lokasi Gunung Kelud sebagai akses jalan utama menuju ke kawah Gunung Kelud.Saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dan bagaimana kondisi terowongan yang bersejarah ini setelah adanya erupsi gunung yang terjadi untuk kesekian kalinya itu.




Dari luar, terowongan Ampera itu tampak cukup aneh dan menyeramkan. Bentuknya semacam tebing batu dengan lubang berbentuk lingkaran di bagian tengahnya. Lubang yang tampak gelap itu berdiamater sekitar 3 meter. Banyak pengunjung yang keluar dan masuk melalui lubang itu yang tentunya memancing rasa penasaran saya.


 
Ternyata bangunan itu adalah lorong atau terowongan yang dikenal dengan nama Terowongan Ampera. Terowongan ini merupakan bangunan peninggalan masa kolonial Belanda yang menuju ke bagian lagian di kawasan gunung ini.

Selain itu ada juga pengunjung yang membuat coretan tulisan di dinding terowongan untuk meninggalkan jejak kunjungan mereka.



Terasa cukup menegangkan dan menyeramkan juga ketika berjalan di dalam terowongan ini . Karena  selain  tampak gelap juga terasa lembab. Cukup banyak tanaman lumut  yang tumbuh dan merambati bangunannya.

Terowongan Ampera ini dibangun berkaitan dengan letusan Gunung Kelud pada tahun 1919.Letusan ini termasuk yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa dan  merusak sampai 15.000 ha lahan produktif karena aliran lahar mencapai 38 km, meskipun di Kali Badak di kawasan Gunung Kelud telah dibangun bendung penahan lahar pada tahun 1905. 

Karena letusan inilah kemudian dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air danau kawah, dan selesai pada tahun 1926.

Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan. Pada masa setelah kemerdekaan dibangun terowongan baru setelah letusan tahun 1966, 45 meter di bawah terowongan lama.


Terowongan yang selesai tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik.




Letusan Gunung Kelud pada tahun 1990 yang berlangsung selama 45 hari, yaitu 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990 juga  menutup terowongan Ampera dengan material vulkanik dan normalisasnya  baru selesai pada tahun 1994.


Di dalam terowongan sepanjang 110 meter ini memang ada beberapa lampu penerangan. Namun dengan cahayanya yang temaram tentu hanya bisa menyinari dan menerangi daerah di dekat lampu saja. Agak menjauh dari lampu itu , nuansa gelap akan menyelimuti lagi.

Banyak suara gaduh dan teriakan dari pengunjung ketika melewati bagian terowongan yang gelap itu yang terasa semakin menambah tegang dan seramnya suasana.


Beberapa diantara pengunjung itu  tampak berjalan dengan menyalakan hape sebagai cahaya penerang jalannya. Sementara pengunjung yang lainnya berjalan apa adanya di tengah kegelapan terowongan. Tak ayal, banyak diantara pengunjung itu yang  saling bertubrukan atau bersenggolan di dalam  sana.

Di dalam terowongan ada banyak pengunjung yang berfoto ria untuk mengabadikan kenangan mereka berada di dalam terowongan Ampera ini.

Selain itu ada juga pengunjung yang membuat coretan tulisan di dinding terowongan untuk meninggalkan jejak kunjungan mereka. Adanya coretan  tulisan di dinding terowongan itu tentunya sangat disayangkan karena tampak mengganggu keindahan dan keaslian bangunan terowongan ini.


Keluar dari terowongan, pengunjung bisa menuju ke anak Gunung Kelud dengan menuju ke lokasi bagian bawah dan menuruni anak tangganya. Bisa juga menuju ke bagian atas terowongan ke lereng gunung  dengan menaiki tangganya yang cukup curam.

Setelah menaiki ribuan tangga itu, wisatawan  bisa menikmati panorama  kawasan Gunung Kelud dan anak Gunung Kelud ini dari bagian atas.
  
Selain itu juga bisa menuju ke sebelah kanan dengan terdapat undak-undakan kecil menuju ke area  datar di bagian bawah tebing. Di area inilah yang biasanya digunakan sebagai lokasi ritual Larung  Sesaji setiap tahun sekali pada bulan Sura.

 -----------------------------------------------------------------------------------------------------
Artikel tentang Ritual Larung Sesaji di Gunung Kelud itu  bisa Anda baca dengan Langsung Klik Link-link berikut ini : 

---------------------------------------------------------------- 


Keluar dari terowongan ini  juga tampak suasana yang cukup menyeramkan ketika melihat sosok  bangunan terowongan itu. Selain banyak ditumbuhi oleh lumut dan jamur, juga banyak ditumbuhi oleh semak belukar di bagian atasnya dan sekitarnya.Setelah menikmati kawasan wisata Gunung Kelud, untuk keluar dari kawasan ini juga dengan melewati kembali terowongan Ampera .





Keripik Gayam Yang Nikmat di Tuban

Agung - 0857 3396 5278 - 0823 3388 7121
        



www.jelajah-nesia.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar