Senin, 24 Maret 2014

Koleksi Jejak Perbankan Di Museum Bank Mandiri Surabaya

Kota Museum adalah salah satu julukan yang bisa diberikan pada Kota Surabaya - Jawa Timur. Di kota ini banyak terdapat bangunan museum yang didatangi oleh para wisatawan. Destinasi wisata itu juga mudah untuk dikunjungi dan lokasinya juga berdekatan antara satu dengan yang lainnya.


Salah satunya adalah Museum Bank Mandiri yang berada di kawasan bisnis dan petokoan di Jalan Kembang Jepun . Lokasinya berada di sebelah timur dan berjarak sekitar 100 meter dari  kawasan Jembatan Merah .
 

  
Di sana tampak gedung-gedung kuno dengan arsitektur ala bangunan kolonial Belanda. Sepintas, suasananya mirip dengan kawasan Kota Lama di Semarang
 

Salah satu  bangunan kuno itu adalah Gedung Bank Mandiri yang pada jaman dulu  bernama Escompto Bank.



V I D E O - Museum Bank Mandiri

Gedung itu sendiri masih terawat hingga saat ini dan digunakan sebagai kantor Bank Mandiri Kantor cabang Kembang Jepun  pada lantai atas dan Museum Bank Mandiri di lantai bawah.Escompto Bank  dibangun oleh arsitek Belanda Marius J. Hulswit pada tahun 1928.

 
Sesuai dengan nama dan peruntukannya, di lantai 1 gedung itu menjadi tempat untuk menaruh dan menyimpan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah Bank ini pada masa lampau.  


Koleksi benda-benda kuno dan bersejarah itu ada yang ditempatkan dalam pigura dan etalase kaca karena faktor keadaan benda yang telah rapuh. Ada juga yang disimpan tanpa etalase untuk benda-benda yang berukuran besar dan terbuat dari besi.


Benda-benda itu berupa arsip dan dokumen-dokumen penting perbankan, surat pengakuan hutang yang dulu ditulis dengan tangan, brankas, mesin ketik dan mesin penghitung yang kuno dan sebagainya.
      

Yang menarik, ada juga pigura kaca yang memajang lembaran mata uang Jepang yaitu Yen. Uang itu dulunya milih nasabah berwaganegara Jepang yang menyimpan uang di Escompto. 


Karena Jepang takluk dan menyerah pada pendudukan tentara Belanda, uang yen milik nasabah dari Jepang itu tidak sempat dia ambil karena mungkin dia kembali ke negaranya di Jepang atau karena faktor lainnya.


Pada salah satu etalase kaca juga terdapat dokumen-dokumen pribadi milik Kepala Cabang Escompto ini jaman dulu. Dokumen itu berupa surat , amplop, foto, buku Surat Ijin Mengemudi, perhiasan dan sebagainya.Selain itu pada etalase-etalase terbuka terpajang benda-benda kuno lainnya seperti komputer, kalkulator, televisi dan sebagainya.


Sayang ada yang terasa kurang lengkap di Museum Bank Mandiri saat ini. Bila pada kunjungan sebelumnya disana saya menjumpai sebuah mesin ketik ukuran jumbo, saat ini mesin ketik itu sudah tidak terpajang lagi di sana. 


Mesin ketik itu mempunyai kisah yang unik  karena benda-benda itu umumnya terbuat dari besi dan sangat berat dengan ukurannya yang lebih besar dari ukuran mesin ketik standard. Pada mesin ketik kuno itu terdapat lembaran kertas yang isinya tertulis tentang sayembara berhadiah uang Rp 1.000/000.

 
Hadiah uang tunai itu disediakan bagi siapa saja yang bisa memindahkan mesin ketik itu secara sendiri ke tempat yang hanya berjarak q meter dari tempatnya semula. Sayembara itu mungkin terkesan mudah dan sederhana sekali. 




Namun pada kenyataannya ternyata sangat susah sekali untuk memuindahkan mesin ketik itu mengingat ukurannya yang cukup besar dan sangat besar.


Pada koleksi yang lainnya juga terdapat semacam lemari besi untuk menyimpan lembaran-lembaran yang berisi tentang data para nasabah bank.Seperangkat perabotan meja dan kursi yang dulu digunakan oleh kepala cabang bank ini juga bisa dijumpai. Termasuk juga foto-foto lama dengan nuansa nostalgianya.


Adanya benda-benda kuno tentang sejarah Escompto Bank di gedung  itu menjadi penambah daya tarik wisata di Surabaya. Terlebih benda-benda kuno itu  tertata dan terawat dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar