Rabu, 30 April 2014

Al Qur'an Kuno Tulisan Tangan Di Museum Sunan Drajat

Kitab suci Al Qur'an itu tampak kuno sekali. Walau ditulis dengan tangan, tetapi goresan warna tinta hitam dan merah pada rangkaian huruf Arabnya masih tampak tertera dengan jelas.Tetapi sayang , ada beberapa dari Al Qur'an itu dalam kondisi yang memprihatinkan karena lapuk termakan usia dan serangga kecil.
 

Begitulah gambaran keadaan koleksi Al Qur'an kuno yang ada di Museum Sunan Drajat - Lamongan, Jawa Timur.

 
Sesuai dengan namanya, Museum ini berada di kompleks Makam Sunan Drajat yang  menjadi salah satu tujuan pengunjung yang berminat  dengan  kegiatan Wisata Religi Walisongo.

 

Bangunan museum Sunan Drajat cukup sederhana. Ruangannya juga tidak terlalu luas dan tanpa sekat sehingga semua Koleksi Museum berada dalam satu ruangan.


Koleksi museum itu ada yang ditempatkan dalam Etalase Kaca dan ada juga yang ditempat terbuka yang dibatasi dengan Kayu dan tali pembatas.


Walaupun koleksi museum tidak terlalu banyak, namun bisa menunjukkan tentang jejak Sejarah Sunan Drajat dan sejarah Islam di Lamongan  khususnya di daerah Drajat dan sekitarnya pada Masa Lampau.

Benda-benda koleksi museum itu ada yang berupa fragmen kayu bekas Masjid Sunan Sendangduwur, ulama besar yang makamnya berada tak jauh dari makam Sunan Drajat.



 Selain itu juga ada  kitab suci Al Qur’an kuno yang bertuliskan dengan tangan pada kulit Hewan dan serat-serat tumbuhan .


Ada juga  kitab kuno yang tertulis pada daun Lontar, fragmen dan relief-relief kayu pada bangunan, beberapa Senjata Kuno, dan beberapa fragmen batu  dan nisan batu Kuno.


Ada juga koleksi berupa keramik-keramik kuno yang banyak diantaranya masih tetap utuh dan bagus kondisinya.


Beberapa koleksi lainnya berupa pecahan keramiknya. Keramik-keramik itu berbentuk gentong, guci, piring, sendok, tempat Air dan sebagainya.
  

Yang menarik adalah adanya koleksi berupa seperangkat gamelan kuno peninggalan Sunan Drajat yang diberi nama Gamelan Singo Mengkok.


Bentuk gamelan yang terbuat dari kayu, bamboo  dan besi ini  sangat sederhana. Dulunya digunakan oleh Sunan Drajat untuk syiar Islam dengan menerapkan perpaduan antara budaya Hindu, Budha dan Islam.

 
Nama Singo Mengkok itu sendiri karena pada salah satu gamelan terdapat hiasan berbentuk singa yang terbuat dari kayu dan  bentuknya cukup Artistik.

 
Selain itu juga terdapat koleksi berupa selembar kain tenun dengan motif kuno peninggalan Sunan Drajat. Kain itu berwarna biru tua dan  banyak berhias  motif semacam burung phoenix dan singa.


Sepintas, bentuk motif singa yang ada pada Kain itu sepintas seperti motif singa KIlin seperti yang banyak terdapat di Kelenteng atau budaya China lainnya. 


 

Di  bagian tengah museum terdapat koleksi berupa bedug kuno yang pada bagian kulit untuk genderangnya sudah tampak retak.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar