Selasa, 08 April 2014

Jejak Sejarah Di Mercu Suar Sembilangan, Madura


Ada banyak bangunan mercu suar yang tersebar di berbagai daerah di nusantara. Tetapi mercu suar yang satu ini memiliki keunikan dan kisah tersendiri.


Mercu suar ini dikenal dengan nama Mercu Suar Sembilangan dan merupakan bangunan kuno peninggalan masa kolonial Belanda.


Dari kejauhan, bangunan yang berwarna putih itu tampak tinggi menjulang. Di tengah sepinya kawasan di sekitarnya yang berupa daerah pantai, sosok dan keberadaan bangunan itu cukup mencolok.


Bangunan Mercusuar Sembilangan ini berada di  Desa Tanjung Piring , Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan - Madura.

Nuansa horor ala Dunia Lain begitu terasa ketika menyimak mercusuar itu yang ternyata merupakan bangunan kuno peninggalan masa kolonial Belanda.

Selain tampak dari gaya dan arsitektur bangunannya, juga adanya prasasti yang terdapat di atas pintu masuk mercusuar ini.

Dalam prasasti yang tertulis dalam bahasa Belanda itu menyebutkan bahwa mercusuar  ini dibangun pada tahun 1879 dan tertulis nama Z.M. Willem III .

  
Begitu juga dengan adanya prasasti yang lebih kecil di bagian belakang gapura yang tertulis  tahun 1879.

Mercusuar itu pada masa lampau dibangun untuk membantu kapal-kapal dari Belanda yang masuk dari laut Jawa ke selat Madura untuk kemudian bersandar di pelabuhan Tanjung Perak - Surabaya.

Saat ini, mercusuar itu berfungsi sebagai sarana bantu navigasi pelayaran di selat Madura oleh Departemen Perhubungan.

Rasa takjub saya ketika melangkahkan kaki memasuki mercusuar Sembilangan yang berbentuk lingkaran dan struktur bangunannya terbuat dari besi yang sangat tebal ini.

Ribuan mur dan baut yang berukuran cukup besar tampak menjadi perekat sambungan antar besi-besi  itu.
 

Di bagian tengah mercusuar  terdapat  lubang pipa besi yang melingkar dengan diameter sekita 2 meter. Lubang besi itu berfungsi semacam lift manual  untuk menaik-turunkan barang dari bawah ke atas dan sebaliknya.
  

Mercusuar setinggi 78 meter  ini memiliki 16 lantai yang setiap lantainya ditandai dengan adanya dua buah jendela pada sisi depan dan belakangnya.

Pada setiap lantai itu terdapat tangga yang berwarna hitam dan berbentuk melengkung setinggi sekitar 3 meter.

Pada ujung bawah tangga itu terdapat bongkahan besi dengan motif hiasan sederhana

Melalui jendela itu dan dari ketinggian,  pengunjung bisa mengamati panorama di sekitar pantai Sembilangan.

Entah kenapa, nuansa misteri dan horor sangat terasa ketika saya berada di dalam mercusuar itu.


Disamping karena  suasananya yang terasa cukup hening dan sunyi senyap, di dalam mercusuar itu juga tedengar suara yang seolah berdentum dan bergetar.


Mungkin suara-suara itu berasal dari gaung langkah kaki para pengunjung yang berada di dalam mercusuar atau getaran pada sambungan antar  pipa-pipa besinya.

Belum lagi dengan adanya kisah yang berkembang di masyrakat dengan adanya kasus-kasus penampakan hantu dan makhluk halus lainnya yang sering menampakkan wujudnya di sekitar mercuar Sembilangan ini.
 

Diantara penampakan makluk gaib itu konon ada yang berupa sosok orang-orang Belanda dengan pakaian kunonya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar