Di antara mereka ada yang tampak antusias dan penuh perhatian dalam mencermati keindahan arsitektur dan ornamen bangunan ini yang mengagumkan.
Melangkahkan kaki memasuki ruangan di dalamnya, terpajang belasan lukisan sketsa karya para seniman lukis di Surabaya.
Lukisan-lukisan itu ada yang berwarna dan ada pula yang hitam putih dengan beragam obyek lukisan.
Ternyata di sana sedang berlangsung acara "Surabaya: Sketch on Heritage Living Path". Acara ini diadakan oleh Surabaya Heritage Society (Sjarikat Poesaka Soerabaia) bersama dengan BPPI (Indonesian Heritage Trust, Urban Sketcher Surabaya dan Grha Wismilak) untuk menyambut "World Heritage Day" (WHD) tgl.18 April 2014.
Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah Sketsa Bangunan Rumah Abu (Ancestral House) Marga Han, .Pameran Sketsa: "Surabaya Kota Bahari" dan sesi fotografi.
Menurut Bapak Freddy H. Istanto, ketua Panitia dan Direktur Surabaya Heritage Society , situs Rumah Abu Marga Han di Jalan Karet 72 Surabaya ini dipilih berkaitan dengan tema dari ICOMOS.
Sedangkan Pameran Sketsa: "Surabaya Kota Bahari" dipilih berkaitan dengan tema BPPI (Indonesian Heritage Trust).
Sedangkan tema peringatan World Heritage Day dari ICOMOS (International Council on Sites and Monuments) adalah "Heritage of Commemoration".
Rumah Abu ini merupakan salah satu dari tiga Rumah Abu yg ada di Jalan Karet Surabaya, selain Rumah Abu "Marga Tjoa" dan "Marga The " yang berada dalam satu kawasan yang berdekatan.
Rumah Abu Han dipilih menjadi lokasi acara juga karena situs ini sangat menarik karena terdiri dari tiga unsur budaya yaitu budaya China, Belanda dan Jawa yang terlihat dari bentuk arsitektur dan ornamen-ornamennya.
Selain itu juga karena faktor lebih mudah dari sisi akses perijinannya.
Rumah Abu Han ini dipilih juga karena untuk mendoakan beberapa bangunan cagar budaya di Kota Surabaya yang hilang dan musnah.
Kalaupun masih ada yang tersisa, sengaja dibiarkan rusak, terlantar dan ambruk.
Beberapa bangunan cagar budaya itu adalah Penjara Koblen, Makam Peneleh, Jembatan Petekan, Sinagog, Lapangan Tenis Embong Sawo, dan RSU Simpang.
Hal ini tentu sangat ironis jika dibandingkan dengan hal yang serupa di luar negeri. Di sana bangunan-bangunan cagar budaya justru dirawat dan dipelihara dengan baik.
Selain bisa menikmati keindahan bangunan Rumah Abu Han, peserta juga diajak berkunjung ke Rumah Abu Marga The yang tak kalah indahnya.
Rumah Abu Marga The hanya berjarak sekitar 100 meter dari Rumah Abu Han.
Tentu saja kesempatan itu sangat langka dan berharga mengingat akses izin masuk ke rumah Abu Marga The yang cukup susah.
www.jelajah-nesia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar