Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengenang dan menghargai sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada masa lampau. Salah satunya adalah dengan mengunjungi bangunan-bangunan yang kuno dan bersejarah.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Roode Brug Soerabaia yang mengadakan kegiatan bertajuk Plesiran Ke Poelaoe Garam belum lama ini.
Sesuai dengan namanya, komunitas pegiat sejarah dan perjuangan bangsa dari kota Surabaya ini mengadakan napak tilas ke tempat-tempat bersejarah yang ada di daerah Bangkalan - Madura.
Dengan menggunakan kendaraan sebuah bis, komunitas ini langsung menuju ke lokasi Benteng Cakraningrat yang berada di Desa Tanjung Piring - Bangkalan.
Di sana ternyata sudah menunggu komunitas-komunitas bersejarah dari Bangkalan yaitu Komunitas Labhang Bhuta, Bangkalan Memory dan Tretan.com yang berada dibawah Yayasan Koena Madoera sebagai tuan rumah dan pemandu kegiatan ini di Bangkalan.
Setelah briefing singkat dan berdoa bersama, kegiatan penelusuran dan napak tilas pun segera dimulai menuju ke bangunan Benteng Cakraningrat.
Lokasi medannya ternyata cukup ekstrem juga karena seolah berada di tengah hutan dengan pepohonan besar dan semak belukar.
Akar dan sulur tanaman yang merambat dan bergantungan menjadi teman yang wajib menyapa selama perjalanan itu.
Pantas saja jika dalam kegiatan ini peserta diwajibkan mengenakan sepatu dan lengan panjang untuk menghindari terkena duri, ulat , tawon dan sebagainya.
Jejak-jejak bangunan Benteng Cakraningrat IV itu pun kami jumpai. Ada yang bangunannya masih utuh, tetapi ada juga yang tinggal puing-puingnya saja.
Beberapa bangunan itu tidak bisa kami dekati karena begitu lebatnya semak belukar di sekitarnya.Antar satu bangunan dengan bangunan lainnya terpisah cukup jauh. Bangunan-bangunan itu sendiri mempunyai fungsi yang berbeda.
Karena sudah lama rusak, terlantar dan tak berpenghuni, tentu saja ada terasa nuansa horor ala Dunia Lain pada bangunan-bangunan itu. Terlebih ketika berada di sebuah sumur tua yang dulu digunakan untuk mengubur mayat-mayat korban peperangan.
Walau terasa cukup melelahkan, tetapi perjalanan wisata sejarah itu terasa menyenangkan. Apalagi dilakukan secara berjalan bersama-sama dengan melewati sungai, sawah, ladang dan sebagainya.
Dari kawasan Benteng Cakraningrat, setelah beristirahat sejenak, perjalanan sejarah kemudian berlanjut menuju ke bangunan Mercusuar Sembilangan yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Benteng Cakraningrat IV.
Mercusuar ini cukup tinggi sehingga ada beberapa anggota Roode Brug Soerabaia yang tidak berani untuk menuju ke puncak mercu suar.
Sedangkan bagi mereka yang bernyali tinggi atau memaksakan diri dengan menahan tubuh yang terasa gemetaran, tentu momen di atas puncak mercu suar Sembilangan itu tak dilewatkan dengan berfoto dan bernarsis ria di sana.
Sebuah pengalaman perjalanan wisata sejarah yang mengesankan di Pulau Madura bersama Roode Brug Soerabaia dan komunitas-komunitas sebagai tuan rumahnya. Semoga kelak kegiatan ini bisa berlanjut ke situs-situs bersejarah lainnyua yang ada di Madura.
www.jelajah-nesia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar