Tips Hamil

Sabtu, 27 Desember 2014

Terop Masjid Agung Tuban Ambruk

Suasana malam di masjid Agung Tuban pada hari Sabtu tgl 27 Desember 2014 tampak menegangkan. Jamaah yang sedang berkumpul dan akan melaksanakan sholat Isya' di sana dikagetkan dengan suara yang sangat keras dari besi-besi yang berjatuhan. Mereka kemudian berhamburan keluar dari dalam masjid untuk menyelamatkan diri.
 

Di bagian lainnya tampak bola-bola lampu juga jatuh dan pecah berantakan di lantai. Batang-batang besi dan lembaran kain tampak berantakan di bagian depan masjid itu.



Begitulah gambaran suasana saat terjadinya musibah ambruknya terop yang terpasang di bagian depan Masjid Agung Tuban. Terop yang baru saja selesai dibangun dengan dana Rp 200 juta itu tampak rusak parah. Kerangka terop bagian atasnya sudah berjatuhan dan berserakan . Begitu pula lembaran kainnya banyak yang robek.



Musibah ini terjadi karena cukup kencangnya angin dan derasnya hujan yang turun di Kota Tuban sejak siang hingga malam hari yang menyebabkan banyaknya air yang tertampung dan mengendon cukup lama di atas terop .



Menurut Sumitro, salah satu petugas penjaga Masjid Agung Tuban , peristiwa itu terjadi beberapa menit menjelang Sholat Isya.Sebelum terop itu ambruk, terdengar suara retakan yang kemudian berlanjut dengan runtuh atau ambruknya bangunan terop. Bahkan karena saking kerasnya suara ambruknya terop itu sampai terdengar di sekitar alun-alun kota Tuban.




Untung saja, hujan deras segera berhenti . Bila hujan tetap turun dengan derasnya, bisa jadi hal yang serupa akan terjadi pada tiga buah bangunan payung raksasa yang ada di sana. Pada bagian bawah kain payung raksasa itu juga tampak mengembung karena banyaknya air hujan yang tertampung dan mengendon di sana. Untunglah, para pengurus masjid dengan dibantu para pekerja yang lainnya kemudian tampak segera bekerja membersihkan dan mengamankan lokasi depan Masjid Agung Tuban.


Simak videonya , ya :




Keripik Gayam Yang Nikmat di Tuban

Agung - 0857 3396 5278 - 0823 3388 7121
        



www.jelajah-nesia.blogspot.com










Senin, 20 Oktober 2014

Jejak Sejarah Di Makam Kuno Tjitrosoman - Tuban

Ada banyak makam yang kuno dan bersejarah di daerah Tuban - Jawa Timur. Salah satunya adalah Makam Tjitrosoman yang berada di Desa Bejagung , Kecamatan Semanding yang berjarak sekitar 5 km arah selatan dari pusat kota Tuban.



Ada yang menarik dengan makam ini karena merupakan kawasan pemakaman yang ekslusif dan bukan untuk umum. Sesuai dengan namanya, makam Tjitrosoman ini merupakan pemakaman khusus bagi mereka yang merupakan keturunan dari Adipati Tjitrosomo I, seorang ningrat dan bangsawan pada masa lampau.


Karena itu, bila ada warga setempat yang meninggal tetapi bukan merupakan keturunan dari Tjitrosoman , maka warga itu tidak bisa dimakamkan di Makam Tjitrosoman. Sebaliknya jika ada warga dari daerah yang sangat jauh tetapi ada keturunan dengan Tjitrosoman, maka dia berhak dimakamkan di makam Tjitrosoman ini bila sudah meninggal dunia.


Dalam catatan sejarah, Adipati Tjitrosomo I memimpin Jepara pada tahun 1745-1778. Makam beliau berada  di belakang Masjid An-Nur. Makam itu berada di dalam bangunan yang diapit oleh  makam dua garwa padmi (permaisuri). Kedua istrinya itu yaitu Putri Amangkurat I dan Putri Adipati Soejonopoero yang gugur dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin Jepara.

Dari kedua istri dan selir, Adipati Tjitrosomo I mempunyai 47 anak yang terdiri dari 14 putra dan 33 putri. Para putranya tersebar di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya dan banyak yang menjadi adipati ( pemimpin daerah ).

Diantaranya adalah keturunan Tjitrosoman yang menjadi Adipati di Tuban dan makamnya ada di Makam Tjitrosoman ini. Memasuki kawasan makam Tjitrosoman ini tampak sebuah bangunan yang berpagar dinding berwarna putih dan pintu gerbang yang berwarna hijau.


Bangunan itu tampak terkunci dan hanya dibuka pada saat tertentu dan jika ada tamu yang berkepentingan untuk memasukinya dengan seijin dari juru kunci. Setelah menemui Bapak Rovai sebagai juru kunci makam Tjitrosoman, saya diijinkan untuk masuk dan memotret ke dalam bangunan itu.

Di dalamnya saya menjumpai deretan makam yang dicat warna putih yang jumlahnya mungkin kurang dari  seratusan. Di bagian utara dengan dipisahkan oleh pagar besi, terdapat deretan makam kuno dengan bentuk dan ukuran yang lebih besar. Salah satu dari makam kuno itu berhiaskan penutup kepala ala raja-raja di Jawa.

Selain makam dari Adipati Tjitrosomo IX dan  di sekitarnya juga terdapat makam istri dan kerabatnya.


Yang menarik, di sekitar makam Tjitosoman ini ada beberapa pencari bunga Kamboja yang menjemur bunga-bunganya untuk dikeringkan. Pada waktu-waktu tertentu ada pengepul yang datang dan membeli bunga kamboja yang kering itu.


Selain itu di sana juga ada makam Adipati Tjitrosoma VII dan Adipati Tjitrosoma VIII yang juga berada di kawasan pemakaman ini. Tetapi entah kenapa, kedua makam itu tidak ditempatkan dalam satu lokasi yang sama karena  berada dalam pagar tembok dan gapura yang berbeda dengan jarak sekitar 100 meter.

Di bagian atas gapura itu terdapat prasasti dari batu marmer dengan tulisan bahasa Belanda dan dalam ejaan lama serta  ornamen yang berbentuk roda.

Sedangkan di bagian luar bangunan berpagar itu terdapat makam-makam keturunan Tjitrosoman lainnya baik yang sudah lama di makamkan atau yang baru saja meninggal dan dimakamkan.

Menurut Bapak Rovai, setiap tahunnya pada hari dan bulan tertentu di makam Tjitrosoman ini diadakan tradisi Sedekah Bumi atau Manganan yang diisi dengan kegiatan pengajian, istighotsah dan doa bersama. 

 View Video - Makam Sunan Bejagung Kidul

Makam Tjitrosoman ini lokasinya berseberangan dengan makam Sunan Bejagung Lor yang legendaris dan berjarak sekitar 400 meter dari makam Sunan Bejagung Kidul.




Keripik Gayam Yang Nikmat di Tuban

Agung - 0857 3396 5278 - 0823 3388 7121
        



www.jelajah-nesia.blogspot.com

Rabu, 15 Oktober 2014

Semaraknya Karnaval Budaya Hari Jadi Bojonegoro


Suasana tampak semarak pada pagi hingga sore hari  di Kota Bojonegoro - Jawa Timur, Minggu tgl 12 Oktober 2014. 


Ribuan warga tampak antusias dan memadati jalan-jalan utama di Kota Minyak itu untuk menyaksikan Karnaval Budaya yang diadakan untuk memperingati Hari Jadi Bojonegoro ke 337 Tahun.



Karnaval ini diberangkatkan dari kawasan sekitar Alun-alun kota Bojonegoro  dengan melalui jalan-jalan utama. 



Karnaval ini diikuti oleh berbagai pihak mulai dari pelajar, mahasiswa, instansi pemerintahan, komunitas, warga dan sebagainya. 


Tampak juga beberapa peserta dari daerah lainnya seperti Tuban, Kediri, Nganjuk dan Pasuruan.




Berbagai ide, tema dan kreatifitas disajikan oleh para peserta. Mulai dari yang berupa aneka kostum yang indah dan berwarna-warni, sejarah, tradisi dan budaya, hiburan hingga aksi teatrikal dan kontemporer.


Seakan tak mau kalah dengan aksi dan penampilan para gadis cantik dengan aneka kostum dan riasan wajahnya yang menarik, para banci ( Waria ) juga ikut tampil menunjukkan pesona keindahannya.


              View Video - Karnaval Budaya Bojonegoro 6


Tak kalah menariknya adalah aksi lucu peserta karnaval yang membawa dan mengenakan aneka perlengkapannya seperti dukun, penjual sayur, drum band ala kadarnya dan sebagainya.


Aksi konyol mereka itu tentu membuat suasana menjadi semarak dengan derai tawa para penonton. 




Keripik Gayam Yang Nikmat di Tuban

Agung - 0857 3396 5278 - 0823 3388 7121
        



www.jelajah-nesia.blogspot.com





Kamis, 09 Oktober 2014

Misteri Dua Makam Sunan Bejagung di Tuban

Ada yang menarik di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding - Tuban, Jawa Timur. Di daerah yang terletak sekitar 4 km arah selatan dari pusat kota Tuban ini terdapat beberapa makam kuno yang dikeramatkan oleh warga setempat dan sekitarnya.


Diantaranya adalah adanya makam kuno yang dikenal dengan nama makam Sunan Bejagung, aulia dan ulama besar yang menyebarkan agama Islam di daerah Semanding pada masa lampau.


Yang unik, di daerah Bejagung ternyata terdapat dua makam Sunan Bejagung yaitu Makam Sunan Bejagung Lor dan Makam Sunan Bejagung Kidul. Kedua makam ini berjarak sekitar 400 meter yang dipisahkan oleh jalan kampung.


Sesuai dengan namanya, Makam Sunan Bejagung Lor yang merupakan Makam Syekh Hasyim Asyari berada di bagian utara ( Lor ). Sedangkan makam Sunan Bejagung Kidul yang merupakan makam Syekh Hasyim Amaluddin berada di bagian selatan ( Kidul ).


Makam Sunan Bejagung Kidul berada dalam naungan bangunan cungkup di bawah pepohonan yang besar dan rindang seperti pohon jati, pulai, dan sebagainya. Makam ini juga dikenal dengan nama Makam Pangeran Penghulu ( Putra Prabu Hayam Wuruk ). Beliau merupakan murid sekaligus menantu dari Syekh Hasyim Asyari ( Sunan Bejagung Lor )




Berbeda dengan makam Sunan Bejagung Lor yang cukup banyak dikunjungi peziarah karena lokasinya yang berada tak jauh dari jalan raya, untuk makam Sunan Bejagung Kidul ini hanya didatangi oleh beberapa peziarah saja. Selain itu di sana juga tidak terdapat situs berupa sumur kuno.



Menurut Pak Mudri sebagai juru kunci makam , makam Sunan Bejagung Kidul ini banyak didatangi oleh peziarah dari daerah Bojonegoro. Kedatangan mereka sebagai bagian ikhtiar atau upaya untuk berbagai tujuan dalam hal usaha, pekerjaan, kesehatan , keturunan dan sebagainya.

Selain pepohonan yang besar dan rindang, di sekitar makam Sunan Bejagung Kidul ini terdapat tumpukan  batu bata kuno.




Keripik Gayam Yang Nikmat di Tuban

Agung - 0857 3396 5278 - 0823 3388 7121
        



www.jelajah-nesia.blogspot.com