Tips Hamil

Selasa, 26 Mei 2015

Semaraknya Arak-arakan Pengantin Sunat Di Tuban


Ada yang menarik perhatian saya ketika melintas di Jalan Agus Salim di kawasan Makam Agung - Tuban pada sore hari. Saat itu dari kejauhan tampak arak-arakan yang sangat ramai dengan kawalan oleh beberapa personel polisi dengan raungan sirene pada motornya. Selain itu juga terdengar suara drum band.



Semula saya menganggap ada rombongan pawai atau karnaval di sana. Tetapi anggapan saya keliru karena ternyata arak-arakan itu mengawal seorang bocah laki-laki yang menjadi Pengantin Sunat, sebutan bagi bocah pria yang diarak dengan mengenakan pakaian dan perlengkapan khusus sebelum disunat ( dikhitan ) .




Tentu saja arak-arakan pengantin sunat itu menarik banyak perhatian warga Tuban yang dilintasi oleh rombongan. Hal ini karena cukup langkanya arak-arakan pengantin sunat dengan prosesi secara tradisional.

Bocah pengantin sunat itu berada di belakang barisan group drum band. Ada banyak remaja yang mengelilinginya. Sementara sang bocah tampak menunggang kuda dengan mengenak kostum tradisional berwarna hijau muda dan hijau tua. Ada untaian kalung bunga dan aksesoris berwarna emas di leher dan dadanya.




Dia juga mengenakan mahkota berwarna emas dengan hiasan untaian bunga melati di kepalanya. Senjata keris ada di balik punggungnya yang semakin menambah pesona wibawanya. Dia benar-benar laksana seorang raja sehari.

Selain sang bocah yang berdandan, kuda yang dia tunggangi juga berhias bunga dan ornamen warna-warni. Kuda itu dikawal seorang pria dewasa yang mengendalikan jalannya kuda.

Di belakang rombongan pengantin sunat ada juga dua becak mini yang juga dihias dengan kertas dan kain warna-warni. Setiap becak mini itu juga terdapat sepasang bocah dengan kostum pengatin. Mereka adalah kerabatnya pengantin sunat yang berkostum seperti itu untuk menyemarakkan suasana arak-arakan.




Sayang, beberapa bocah lainnya yang ikut naik ke becak itu justru tampak menggangu keindahan suasana pengantin bocah di becak itu.  Pengantin sunat itu berasal dari Kelurahan Kingking yang merupakan daerah pesisir di Kota Tuban. Sedangkan arak-arakannya mengelilingi jarak sekitar 3 km.

Serunya Pengantin Sunat di Kingking - Tuban

Jumat, 22 Mei 2015

Cara Sederhana Mencegah Komentar Spam Di Blog


Memiliki blog yang banyak pengunjung tentu sangat menyenangkan. Ada kebahagiaan tersendiri dengan banyaknya orang yang berkunjung dan membaca tulisan di blog. Tetapi sayang, di antara pengunjung blog itu ternyata ada yang tidak memiliki etika .



Mereka biasanya meninggalkan komentar-komentar dengan memberi link-link hidup yang menuju ke blog mereka. Tujuannya agar melalui link yang ada di komentar blog yang mereka tuliskan itu bisa membawa pengunjung banyak menuju ke blog mereka.

Bila komentar itu ada hubungannya dengan materi tulisan di blog mungkin masih bisa diterima dan dipahami. Tetapi ada juga oknum yang meninggalkan komentar-komentar spam dan link sampah yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan tulisan di blog.



Contohnya adalah oknum yang menggunakan nama Kambing Jantan di Google Plus. Bisa dipastikan pada setiap blog yang baru dipublikasikan melalui Vlog pasti ada komentar-komentar spam darinya. Spam yang dia tuliskan juga terdiri dari banyak link yang justru sangat mengganggu keindahan dan kebersihan blog.


Untuk mencegah komentar spam di blog ada cara yang sederhana dan mudah. Langsung saja ikuti caranya, ya :

1. Masuk dashboard akun blog Anda.
2. Klik menu Setelan lalu klik menu Pos dan Komentar
3. Pada menu Siapa yang dapat Mengomentari Klik Semua Orang
4. Ini yang Paling Penting : Pada menu Moderasi Komentar klik Selalu
5. Tulis email aktif Anda pada kotak Permintaan Moderasi
6. Pada menu Tampilkan Verifikasi Kata klik Ya.
7. Klik menu Simpan setelan di pojok kanan atas.

Sudah itu saja. Berbeda bila setingan blog itu belum dirubah seperti yang di atas, bila ada pengunjung blog yang meninggalkan komentar spam, komentar spam itu akan segera tampil di blog. Tetapi jika settingan komentar spam diaktifkan , komentar spam itu akan diberitahukan pada pemilik blog melalui email untuk dimoderasi terlebih dahulu.



Bila komentar yang dituliskan itu bukan merupakan spam, blogger bisa mempublikasikan komentar itu di blog. Tetapi jika komentar itu spam dan sangat mengganggu, segera hapus komentar itu sehingga tidak tampil di blog.

Mudah sekali, kan? Ayo segera lindungi blog Anda dari komentar spam. 


Eksotisme Penjual Lontong Tuyuhan di Kragan - Rembang

Ada yang menarik perhatian saya ketika berada di daerah Kragan - Rembang, Jawa Tengah. Di sana pada malam hari dengan bertempat di sebuah trotoar, tampak seorang pria yang menjual kuliner khas Rembang yaitu Lontong Tuyuhan.


Berbeda dengan lontong tuyuhan yang dijual di warung, depot atau rumah makan , penjual itu benar-benar berjualan secara tradisional dengan nuansa eksotismenya. Dia mengenakan pikulan bambu untuk mengangkut dan mengangkat dagangannya. 

Begitu pula dengan lontong yang dikemas dalam bentuk yang berbeda dengan bentuk lontong pada umumnya. Lontong itu bentuk kerucut yang diwadahi dalam keranjang bambu.


Yang tak kalah menariknya adalah lampu penerangan yang digunakannya menggunakan lampu Ting ( lampu dengan bahan bakar dari minyak goreng  yang di ujung atasnya terpasang sumbu kecil ) . Lampu itu menggunakan pelindung angin dari pelepah batang pisang yang diiris tipis pada ketiga sisinya.

Cahaya yang memancar dari irisan pada batang pelepah pisang itu memberikan nuansa yang cukup unik dan indah.


Kuliner ini dikenal dengan nama Lontong Tuyuhan karena para penjualnya kebanyakan berasal dari daerah Tuyuhan - Rembang. Seperti halnya Pak Sarwi yang saya jumpai berjualan Lontong Tuyuhan ini yang sudah berjualan sejak 20 tahun yang lalu.

Dalam sehari, Pak Sarwi membutuhkan empat ekor ayam untuk masakan lontong tuyuhannya. Sedangkan berasnya mencapai 35-4 kg per hari. Dia berjualan sejak pukul 16.30 hingga pukul 21.00. Tak jarang dagangannya segera habis hanya dalam hitungan 2-3 jam saja.




Rasa kuliner ini mirip dengan kare ayam atau  opor ayam dan hanya berbeda karena menggunakan lontong saja.Harga per porsi lontong tuyuhan berkisar Rp 10.000 dengan lontong dan kuah yang cukup banyak. Uniknya , di daerah Rembang ini , daging ayam pada Lontong Tuyuhannya menggunakan ayam kampung dan tak ada penjual lontong tuyuhan yang menggunakan daging ayam jenis pedaging atau lainnya.

Saat menikmati kuliner ini mengingatkan saya pada saat saya makan siang dengan lontong tuyuhan di sebuah warung makan di daerah Jatirogo yang merupakan perbatasan Tuban dengan Rembang.




Senin, 11 Mei 2015

Perjalanan Menuju Ke Air Terjun Bongok

Indahnya Air Terjun Bongok Di Tengah Hutan

Air Terjun Bongok bagaikan primadona baru di daerah Tuban - Jawa Timur. Banyak orang yang memperbincangkan namanya sebagai wisata baru yang sangat indah dan masih alami. 


Sebenarnya wisata ini sudah ada sejak lama. Tetapi karena lokasinya yang terpencil dan tanpa ada akses angkutan umum yang melewatinya, menjadikan tak banyak orang yang tahu tentang Air terjun Bongok.

Sejak ada beberapa orang pegiat media sosial yang berkunjung ke sana dan mengunggah foto-foto keindahan panorama alamnya di internet, menjadikan banyak orang yang tahu tentang Air Terjun Bongok. 


Mereka kemudian mendatangi wisata ini dan kebanyakan mereka kagum dan memuji tentang indahnya wisata alam tersebut. Air Terjun Bongok ini berada di dalam hutan pada Petak 104 G dengan luas 87 Hektar dalam kawasan RPH Kebon Agung BKPH Merakurak dan KPH Tuban. 


Sebenarnya cukup mudah untuk menuju ke Air Terjun Bongok. Tetapi sayang karena tak ada papan petunjuk arah ke sana, menjadikan perjalanan ke sana terasa sangat membingungkan. Kita harus mau banyak bertanya ke warga setempat karena juga begitu banyaknya persimpangan jalan yang harus dilalui.



Belum lagi dengan lokasinya yang berada di dalam hutan dengan melewati ladang jagung, cabai, kayu putih , singkong dan sebagainya. Untunglah warga setempat ramah dan bersedia memberi informasi tentang perjalanan dan arah menuju ke air terjun Bongok.



Di sekitar air terjun ini banyak terdapat pepohonan yang besar dan rindang. Tanaman semak dan lontar juga banyak terdapat di sana. begitu pula dengan kawanan monyet liar tampak berkeliaran di sekitar lokasi.



Air terjun ini seolah terbagi menjadi dua bagian yaitu air terjun utama dengan arus airnya yang cukup deras dan biasa digunakan untuk berenang dan melompat dari bagian atas air terjun. Di bagian tengah air terjun ini terdapat sebatang pohon yang bersandar di air terjun. Pohon itu berasal dari pohon yang roboh dan kayunya hanyut terbawa arus banjir hingga jatuh dan tersangkut di air terjun Bongok.



Keberadaan batang pohon itu di satu sisi memang bisa digunakan sebagai semacam tangga untuk naik ke atas air terjun bagi mereka yang bermain dan berenang di sana. tetapi di sisi lainnya tampak cukup mengganggu keindahan untuk pemotretan panorama alam di sana.

Sedangkan bagian lainnya dengan air terjun yang cukup kecil biasa digunakan untuk membersihkan diri.Di dekat area parkir terdapat beberapa makam kuno. Salah satu di antaranya merupakan makam Ki Singonegoro yang dikeramatkan oleh warga setempat.



Indahnya Air Terjun Bongok di Tuban - Part 4

Indahnya Air Terjun Bongok di Tuban - Part 3

Indahnya Air Terjun di Bongok di Tuban - Part 2

Indahnya Air Terjun Bongok di Tuban - Part 1

Jumat, 08 Mei 2015

Semaraknya Aksioma Jawa Timur 2015 di Kota Tuban


Suasana tampak ramai dan semarak di alun-alun kota Tuban - Jawa Timur, pada hari Jum'at tgl 8 Mei 2015. Di sana berkumpul banyak orang yang terdiri dari pelajar , guru dan pejabat pemerintah termasuk Menteri Agama,  Lukman Hakim Saifuddin.


Hari itu diadakan pembukaan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (AKSIOMA) ke-9 Madrasah Aliyah (MA) se Jawa Timur. Acara dibuka dengan defile kontingen dari 38 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur. Sedangkan peserta lomba secara keseluruhan terdiri dari 2028 peserta dan didampingi oleh 766 guru pendamping.


Yang menarik, defile yang dilakukan di dalam kawasan alun-alun kota Tuban itu juga menampilkan aksi beberapa gadis cantik yang berpakaian yang indah seperti yang ditampilkan dalam kegiatan pawai atau karnaval. Selain itu juga ada pentas tari tradisional.



Dalam acara itu, Menteri Agama melakukan penekanan sirine dan pelepasan balon sebagai tanda dibukanya Aksioma Jawa Timur 2015. Setelah itu dilanjutkan dengan peninjauan stand-stand kontingan peserta yang menampilkan produk makanan, souvenir, pakaian, karya inovatif dan sebagainya.



Dalam sambutan pembukaannya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin diantaranya mengatakan tentang pentingnya memasyarakatkan Madrasah Aliyah dan memadrasahkan masyrakakat.Menurutnya, madrasah berdiri dan tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat demi mengembangkan sumber daya manusia yang Islami. 

Madrasah sekarang tumbuh dengan pesat seiring dengan perkembangan zaman, Ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan madrasah saat ini mengalami lompatan yang luar biasa dalam perkembangan pendidikan nasional.



Menteri Agama berharap , selain sebagai ajang olahraga dan seni, dengan Aksioma ini semoga dapat berfungsi juga sebagai olahrasa dan bermakna strategis dalam membentuk siswa yang berprestasi dan kompetitif. “Madrasah  untuk Indonesia yang bebas dari tawuran, seks bebas, ajaran-ajaran ekstrim,“ harap Menag.
 

Sedangkan menurut Kakanwil Jatim Mahfudh Shodar, kegiatan Aksioma ke- 9 Madrasah Aliyah ini berlangsung di Tuban selama 4 hari mulai dari tanggal 8-12 Mei 2015 yang mengusung tema “Dengan Aksioma ke- 9 Madrasah Aliyah Se Jawa Timur, kita tingkatkan prestasi dan jiwa nasionalisme yang didasari Akhlaqul karimah”.

”Untuk lokasi yang kita persiapkan ada beberapa tempat, antara lain di Gor Rangga Jaya Anoraga, MAN Rengel, Lapangan Semen Gresik, dan Alun-alun Tuban,” terang, Sekretaris Umum Aksioma ke-9 Saifuddin Yulianto.


 ”Untuk cabang kejuaraan, ada 18 cabang antara lain, MTQ, Fahmil Qur”an, Pidato Bahasa Arab dan Iinggris, Festival Musik Band Islami,Cipta Puisi Kandungan Al Qur’an. Selain itu, juga Desain Grafis, Kaligrafi, Khifdlil Qur’an, Atletik Lari 100 M dan 400 M, Futsal,Tenis Meja, Volly Ball, Catur dan Batminton,” ujarnya.


Aksioma Jawa Timur 2015 di Kota Tuban - Part 2

Aksioma 2015 di Kota Tuban - Part 1