Tips Hamil

Sabtu, 31 Januari 2015

Bedug Raksasa di Masjid Agung Tuban

Ada hal yang baru dan menarik di MasjidAgung Tuban - Jawa Timur. Pada bagian halaman depan kwasan masjid yang indah dan megah ini terdapat payung-payung raksasa yang berfungsi sebagai peneduh bagi pengunjung dan jamaah masjid . 


Keberadaan payung-payung raksasa itu mengingatkan pada payung serupa di Masjid Agung di Kota Semarang.


Selain itu , ada juga ornamen Bedug Raksasa yang berukuran sangat besar. Bedug itu ditempatkan pada ruangan di sisi utara masjid . Lembaran kain sebagai tirai atau kelambu tampak menyelubunginya.



Bedug Raksasa itu dicat warna hijau tua. Pada bagian tengahnya terdapat lafadz  Allah, Muhammad dan kaligrafi.Bedug Masjid Agung Tuban ini dibuat pada tgl 05 Nopember 2013 ( 1 Muharram 1435 H ) dan mulai dipergunakan pada tgl 25 Oktober 2014 M ( 1 Muharram 1436 H ).


Bedug yang berukuran panjang 315 cm, diameter tengah 235 cm dan diameter kanan - kiri  186 cm ini dipukul setiap hari Jum'at dan hari-hari besar Islam. Sayang, tak ada informasi tentang siapa pembuat bedug itu dan berapa dana yang dibutuhkan untuk pembuatannya.


Keberadaan bedug Raksasa ini menjadi salah satu daya tarik Masjid Agung Tuban. Karena itu, tak heran jika ada banyak pengunjung dan jamaah masjid yang menggunakannya untuk spot berfoto. Salah satunya adalah Ezha , teman saya dari Paciran Lamongan yang tampak sangat antusias saat berfoto di dekat bedug raksasa itu.

Jumat, 30 Januari 2015

Taman Naga Dan Istana Di Kelenteng Kwan Sing Bio

Ada yang baru di kawasan kelenteng Kwan Sing Bio di Kota Tuban - Jawa Timur.
Di bagian belakang halaman kelenteng terdapat dua ornamen  berbentuk naga. Naga-naga itu berada di kolam yang ada di depan bangunan panggung kesenian yang dikenal dengan nama Istana Kaisar.



Ornamen itu menggambarkan dua sosok naga yang berwarna hijau dengan bola api di bagian tengahnya. Keberadaan ornamen naga itu semakin menambah keindahan Istana Kaisar. Terlebih pada senja dan malam hari ketika kawasan ini  cahaya dari lampu-lampu penerangan.


Panjang setiap naga berkisar 7-8 meter dengan posisi seolah berjalan di permukaan air. Pengunjung bisa menikmati keindahan naga itu dari bagian depan Istana Kaisar. 



Atau bisa juga langsung masuk dan mendekat dengan melewati jembatan yang dibangun di atas kolam. 



Dari jembatan itulah kita bisa semakin merasakan indahnya pesona Istana Kaisar ini. Menurut Pak Supriyono, petugas Kelenteng, kedua ornamen naga itu baru dibangun sekitar 4 bulan lalu dan merupakan sumbangan dari pengusaha. Nama pengusaha itu tercantum di bawah ornamen bola api.



Untuk masuk ke kawasan Istana Kaisar ini gratis dan terbuka untuk umum. Karena hal ini pula yang menjadikan Istana Kaisar dengan Taman Naganya ini senantiasa ramai oleh para pengunjung.

Video - Kelenteng Kwan Sing Bio 

Di kelenteng Kwan Sing Bio ini juga terdapat bangunan dan ornamen indah lainnya yaitu Bangunan Sembilan Gada Suci yang menceritakan kisah tentang Kwan Kong ( Kwan Sing Tee Koen ) dengan para pembesar kerajaan.

 

Kamis, 29 Januari 2015

Dapur Kuno di Kelenteng Kwan Sing Bio - Tuban

Ada bangunan yang menarik di kawasan Kelenteng Kwan Sing Bio. Bentuknya unik karena ada yang menatakan seperti pagoda atau tungku yang biasa digunakan untuk membakar kertas-kertas doa. Ada juga yang mengatakannya seperti botol atau stoples.


Sepintas, banyak yang mengira bangunan itu merupakan bagian dari tempat beribadah umat Tri Dharma yang terkenal di Kota Tuban - Jawa Timur itu. Apalagi dengan warna dan ornamennya yang sama dengan bangunan kelenteng utama.


Siapa sangka jika bangunan itu ternyata adalah dapur tradisional yang berfungsi untuk menyediakan minuman teh dan sebagainya. 


Yang menarik, dapur itu ternyata merupakan bangunan kuno karena dibangun pada tgl 12 Desember 1965 seperti tulisan yang tercantum di bagian atasnya.


Dapur itu berukuran cukup kecil dengan satu pintu yang berbentuk lengkung di bagian tengahnya. Di kedua sisi dindingnya terdapat dua jalusi ( lubang udara ).Sedangkan di bagian atasnya banyak terdapat lubang-lubang udara ukuran besar dan kecil dengan bentuk dan susunannya yang unik. Ornamen lampion menghiasi di sekitarnya.


Di dalam ruangannya terdapat gentong dan peralatan-peralatan dapur lainnya .Dapur kuno ini berada di sisi barat bangunan altar utama Kelenteng Kwan Sing Bio. Berada dalam naungan pohon sawo kecik. Dari lokasi ini kita bisa menyimak sebagian ruangan lokasi beradanya Patung Dewa Kwan Kong atau Kwan Sing Tee Koen yang dikeramatkan.


Pada sisi selatannya tampak bangunan Ruangan Sembilan Gada Suci yang menyimpan arca Dewa Kwan Kong dan para pembesar kerajaan. Sedangkan pada sisi baratnya terdapat ruangan untuk menerangkan hasil ritual Jiam Sie di dalam kelenteng Kwan Sing Bio.


Minggu, 25 Januari 2015

Misteri Makam Syech Siti Jenar Di Tuban


Kisah tentang sosok Syech Siti Jenar sampai saat ini menjadi misteri yang berkembang di masyarakat. Selain ada banyak versi yang mengisahkan tentang kematiannya, juga adanya banyak daerah yang diyakini menjadi lokasi makam Syech Siti Jenar seperti di Kartasura, Cirebon, Jepara, Tuban dan sebagainya.



Tertarik dengan kontroversi itu, saya berkunjung dan berziarah ke Makam Syech Siti Jenar yang berada di daerah Gedongombo, Kecamatan Semanding dan berjarak sekitar 3 km ke arah selatan dari pusat kota Tuban - Jawa Timur.


 Makam itu berada di tengah makam desa dan berdekatan dengan Masjid Syech Siti Jenar. Jaraknya berkisar 100 meter dari jalan raya dan melewati perkampungan. Nama Syech Siti Jenar tertulis di gapura masuk kampung dan gapura makam.

Saya merasa terkejut karena di luar dugaan, ternyata bentuk makam Syech Siti Jenar ini jauh berbeda dengan makam-makam kuno lainnya karena telah mengalami pemugaran dan pembangunan beberapa kali . Nyaris tak tampak jejak-jejak bangunan kuno di sana.

Yang ada hanyalah bangunan cungkup makam yang berdinding tembok dengan gaya bangunan yang cukup modern. Lantainya pun sudah berkeramik. Bangunan makam Syech Siti Jenar juga sudah berlapis keramik.


Nuansa sakral baru terasa dari adanya lembaran kain warna putih yang menyelubungi batu nisan n lembaran kain dan karpet warna hijau yang menghampar di sekitar makam. Tak ada semerbak harum bau dupa, minyak wangi atau kemenyan di sana.


Di dalam cungkup makam terdapat makam Syech Siti Jenar yang diapit oleh istri, anak dan Mpu Supa, tokoh legendaris pembuat keris pusaka. Sedangkan di bagian luar terdapat beberapa makam para juru kunci. Ada juga sebuah makam kuno yang dikenal dengan nama makam  Cebol Kepalang yang diyakini merupakan pendekar sakti pengikut Syech Siti Jenar.


Menurut Pak Sugeng ( 54 th ), juru kunci makam Syech Siti Jenar, kisah tentang Syech Siti Jenar ada banyak versi. Salah satunya mengisahkan tentang Syech Siti Jenar yang dihukum mati oleh Walisongo , penyebar agama Islam di Pulau Jawa pada masa lampau karena ajarannya dianggap sesat dan bertentangan dengan agama Islam yang sebenarnya.



Tetapi Pak Sugeng tidak percaya dengan kisah dengan versi seperti itu. Dia tetap meyakini bahwa Syech Siti Jenar adalah sosok ulama yang besar dan benar. Bahkan mungkin Beliaulah yang menjadi sosok guru bagi Walisongo.

Terlepas dari kontorversi itu, makam Syech Siti Jenar ini  banyak didatangi oleh para peziarah dari berbagai daerah yang datang bertawasul dengan beraneka niat dan tujuan.Terlebih pada acara tahunan yang biasanya diadakan pada hari Kamis Pahing bulan Syawal dengan kegiatan pengajian, sedekah bumi dan sebagainya.
 

Makam Syech Siti Jenar ini berada dalam naungan pepohonan yang besar dan rindang. Beberapa di anataranya terdapat pohon-pohon langka seperti Kesambi, Kepuh, Randu Alas, Jenar, dan Trenggulun. 



Tak jauh di arah selatan dari Makam Syech Siti Jenar ini terdapat Makam-makam kuno lainnya seperti makam Brawijaya V , Makam Tjitrosoman , makam Sunan Mruwut , makam Sunan Bejagung Kidul dan makam Sunan Bejagung Lor.



View Video - Makam Sunan Bejagung Kidul