Tips Hamil

Tampilkan postingan dengan label Surabaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Surabaya. Tampilkan semua postingan

Senin, 21 Juli 2014

Serunya Berwisata Di House Of Sampoerna, Surabaya

Ada banyak museum di berbagai daerah di nusantara. Tetapi untuk museum yang satu ini sangat langka dan ekslusif karena hanya ada di kota Surabaya. Museum itu dikenal dengan nama House Of Sampoerna ( HoS ).



Sesuai dengan namanya, di museum itu kita bisa menyimak benda-benda koleksi yang berkaitan dengan sejarah industri rokok Sampoerna. 
 

Berada di sana, kita bisa mengetahui bahwa industri rokok raksasa itu ternyata diawali oleh pendirinya dengan berjualan tembakau secara asongan baik di kereta api atau dengan menggunakan sepeda ontel .


House Of Sampoerna berlokasi di Jalan Taman Sampoerna no 6 Surabaya yang berjarak sekitar 200 meter dari bangunan bekas penjara Kalisosok yang legendaris. 


Museum itu menempati bangunan asli pabrik rokok itu yang digunakan untuk memproduksi rokok sejak masa lampau dan masih aktif hingga kini.


Di sekitar bangunan gedung itu terdapat rumah kediaman keluarga besar Liem Seeng Tee sebagai pendiri industri rokok Sampoerna.  


Benda-benda yang berkaitan dengan Liem Seng Tee itu juga biasa dijumpai di ruangan pertama museum ini diantaranya berupa keramik kuno, sepeda ontel, foto-foto lama, piala dan kristal, perabotan meja, kursi dan almari dan sebagainya.


Sedangkan di ruangan yang ketiga diantaranya terdapat koleksi berupa mesin cetak kuno, peralatan cetak, aneka kemasan rokok Sampoerna dari masa ke masa, dan memorabilia Marching Band Sampoerna.


Sedangkan di ruangan pada lantai dua merupakan toko souvenir. Di lantai ini, dengan dibatasi oleh sekat kaca dan dari kejauhan kita bisa menyaksikan suasana dan cara kerja para karyawan dalam memproduksi rokok Sampoerna.


Yang menarik, di halaman luar museum juga terdapat koleksi berupa dua buah mobil kuno Rolls Royce milik salah satu putra dari Liem Seeng Tee. Mobil itu cukup unik karena memiliki nomer kendaraan berangka 234 yang identik dengan merek salah satu rokok andalan produksinya. Museum ini juga menyediakan layanan gratis wisata Kota Surabaya dengan Surabaya Heritage Track.


 




Rabu, 16 Juli 2014

Mengenang Pertempuran Heroik Di Jembatan Merah, Surabaya

Menyebut nama Kota Surabaya identik dengan kawasan Jembatan Merah yang legendaris. Nama jembatan itu bahkan mendunia melalui sebuah lagu keroncong yang berjudul Jembatan Merah karya maestro Almarhum Gesang.



Di balik kebesaran namanya, siapa sangka jika ternyata Jembatan Merah itu ternyata hanya berupa bangunan jembatan sepanjang sekitar 100 meter dan sederhana dengan kerangka besi yang berukuran cukup kecil. Tak ada bangunan atau tanda khusus apapun di sana yang menunjukkan bahwa dulu Jembatan Merah ini merupakan salah satu lokasi pertempuran heroik pada masa perjuangan Bangsa Indonesia.


Jembatan Merah ini berjarak sekitar 1 km dari Monumen Tugu Pahlawan atau 2 km dari kawasan wisata religi Makam Sunan Ampel. Cukup mudah mengenali kawasan sekitar Jembatan Merah karena adanya terminal bayangan bagi angkutan umum berupa bis dan mikrolet yang parkir dan mencari penumpang di sana.



Nama Jembatan Merah ini sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Pada saat itu jembatan ini dikenal dengan nama Roode Brug yang berarti Jembatan Merah. Konon , nama itu disematkan karena pada masa lampau jembatan ini sudah berwarna merah. Begitu pula dengan keadaannya pada saat ini.


Di sekitar Jembatan Merah inilah pada era tahun 1945 menjadi salah satu lokasi pertempuran hebat antara pejuang Surabaya yang dikenal dengan nama Arek-arek Suroboyo yang menolak ultimatum penyerahan diri pada tentara Sekutu. Pada puncak pertempuran itu akhirnya menewaskan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby sebagai pimpinan Tentara Sekutu.



Ada hal yang menarik di kawasan Jembatan Merah ini. Di sana banyak terdapat gedung yang kuno dan bersejarah dengan bentuk dan kondisi yang masih terjaga keasliannya. 



Di antaranya adalah Gedung Singa, Gedung Internatio, Gedung Cerutu, Gedung De Javasche Bank, Bank Escompto dan sebagainya.



Ada pula beas penjara Kalisosok yang juga legendaris karena konon dulu merupakan penjara yang sangat kejam bagi para tahanannya.


Berada di sana seakan membawa Anda bernosltagia pada kemegahan kawasan kota lama Surabaya ini pada masa lampau.


Ada juga bunker kuno di Jalan Rajawali  yang dulu digunakan sebagai benteng pertahanan dan siaran radio tetapi saat ini beralih fungsi sebagai tempat tinggal.
 

Kamis, 26 Juni 2014

Mobil Kuno Rolls Royce Di House Of Sampoerna, Surabaya

Ada banyak koleksi yang menarik di House of Sampoerna ( HoS) di Kota Surabaya. Di museum sekaligus rumah tinggal pribadi itu menyimpan benda-benda yang berkaitan dengan Dinasti Sampoerna.



Salah satunya adalah koleksi berupa mobil kuno jenis Rolls Royce. Koleksi itu berada di bagian samping kiri dari salah satu rumah pribadi keluarga Sampoerna yang berdekatan dengan House of Sampoerna.



Ada dua buah mobil kuno dengan merek yang sama. Hanya saja berbeda warnanya yaitu warna merah tua dan putih. 


Yang menarik, sepintas kedua mobil itu memiliki nomer kendaraan yang sama yaitu SP 234 untuk mobil yang berwarna putih dan SL 234 untuk mobil yang berwarna merah. 


Angka 234 adalah sekaligus merek salah satu rokok terkenal dan andalan produksi industri raksasa rokok Sampoerna.
 


Kedua mobil itu tampak bersih dan terawat dengan baik. Ada pembatas agar pengunjung tidak memegang mobil itu.



Kedua mobil itu bermerk Rolls Royce Silver Shadow produksi tahun 1972 dan bermesin 6.750 cc dengan 8 silinder dan berchassis  panjang buatan Inggris. Merupakan barang pribadi milik Putra Sampoerna, generasi kedua dari dinasti Sampoerna.



Kisah menarik lainnya, mobil itu di gunakan oleh Putera Sampoerna  di Singapura antara tahun 1972 – 1994. Merupakan salah satu dari  Limited Edition dari  hanya 2.776  Rolls Royce berchassis panjang yang dibuat selama kurun  tahun  1965-1977  di industri raksasa mobil  Rolls Royce di Inggris.


Karena latar belakang kisahnya yang menarik, banyak pengunjung yang berfoto ria bersama dengan mobil-mobil legendaris itu. 




Keripik Gayam Yang Nikmat di Tuban

Agung - 0857 3396 5278 - 0823 3388 7121
        



www.jelajah-nesia.blogspot.com

Kamis, 24 April 2014

Mengenang Perjuangan Bangsa di Monumen Tugu Pahlawan, Surabaya

Bangunan itu tampak mencolok di salah satu sudut pusat Kota Surabaya - Jawa Timur. Sosoknya ramping dan tinggi menjulang. Bentuknya cukup unik karena seperti paku dalam keadaan terbalik. Bangunan itu sangat legendaris dan menjadi salah satu Landmark kota Surabaya.


Begitulah gambaran tentang Monumen Tugu Pahlawan yang berada di sekitar Jalan Pahlawan atau sekitar 500 meter dari kawasan Jembatan Merah. Setiap harinya, monumen ini senantiasa ramai oleh para wisatawan.


Ada banyak hal yang menarik bisa dilakukan di wisata ini. Sambil berfoto ria, kita bisa menyimak dan bernostalgia tentang jejak sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang terjadi di kota Surabaya pada masa lampau. 
  


Baik melalui sosok bangunan monumen Tugu Pahlawan atau koleksi benda-benda di Museum 10 November yang ada di kawasan monumen ini.

 

Di museum itu juga terdapat foto-foto lama saat Monumen Tugu Pahlawan ini dibangun dan diresmikan serta foto-foto pada masa sebelumnya. 



Monumen  Tugu Pahlawan  ini setinggi 45 yard (40.5 meter)  dan berbentuk Lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk  Canalures atau lengkungan-lengkungan  sebanyak 10 lengkungan  dan terbagi atas 11 ruas.



Tinggi, ruas, dan canalures itu ternyata bermakna simbolis  tanggal 10, bulan 11 , tahun 1945 yang berarti tgl 10 November 1945 yang merupakan saat terjadinya pertempuran hebat antara arek-arek  Pejuang Surabaya melawan tentara  Sekutu dan Belanda yang hendak menjajah kembali bangsa Indonesia. Pada setiap tahunnya tgl  10 November kemudian diperingati oleh bangsa Indoensia sebagai  Hari Pahlawan.

 

 Pada masa kolonial , di kawasan Monumen Tugu Pahlawan ini terdapat gedung Raad Van Justitie yang digunakan sebagai markas Kenpetai pada masa pendudukan penjajah Jepang. Sesuai SK Walikota Surabaya No 188.45/251/402.1.04/1996 no urut 45, kawasan Monumen Tugu Pahlawan ditetapkan sebgai Bangunan Cagar Budaya.




Ada dua pendapat mengenai siapa yang menjadi pemrakarsa, sekaligus arsitek monumen yang dibangun pada tahun 1951 dan terletak di Jalan Pahlawan Surabaya ini.  

 

Gatot Barnowo berpendapat  bahwa pembangunan monumen ini diprakarsai oleh Doel Arnowo, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Daerah Kota Besar Surabaya.Kemudian ia meminta Ir. Tan untuk merancang gambar monumen yang dimaksud yang kemudian  diajukan kepada Presiden Soekarno.





Sedangkan menurut Ir. Soendjasmono, pemrakarsa monumen ini adalah Ir. Soekarno sendiri. Ide itu kemudian mendapat perhatian khusus dari  Doel Arnowo. 
 

Tentang  perencanaan dan gambar Monumen Tugu Pahlawan itu diserahkan kepada Ir. R. Soeratmoko, yang telah mengalahkan beberapa arsitektur lainnya dalam sayembara pemilihan arsitek untuk membangun monumen ini.



Pada awalnya pekerjaan pembangunan Monumen Tugu Pahlawan ditangani Balai Kota Surabaya sendiri. Pembangunan kemudian dilanjutkan oleh Indonesian Engineering Corporation, yang diteruskan oleh Pemborong Saroja.


Monumen yang dibangun selama sepuluh bulan ini akhirnya diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 Nopember 1952.



Di bagian bawah monumen terdapat bangunan  Museum Perjuangan 10 November Surabaya yang menyimpan benda-benda yeng berkaitan dengan sejarah dan perjuangan arek-arek Surabaya.Ada juga foto-foto dokumentasi pembangunan Monumen Tugu Pahlawan.



Pada tahun 1991-1996 dilakukan pembenahan kawasan Tugu Pahlawan dan Museum Perjuangan 10 November Surabaya yang dipimpin oleh arsitek Ir. Sugeng Gunadi, MLA dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember.