Salah satunya dikenal dengan nama Sumur Qur'an. Nama Sumur Qur'an itu disematkan karena pada jaman dulu di lokasi sumur itu merupakan tempat pembakaran dan penguburan kitab suci Al Qur'an kuno yang keadaannya sudah rusak karena lapuk termakan usia.
Konon Al Qur'an itu merupakan milik dari Masjid Jamik ( Masjid Agung Tuban ) yang memang lokasinya berada tak jauh dari letak sumur Qur,an. Sumur Qur'an berjarak sekitar 15 meter sebelah barat dari bangunan Masjid Agung dan 15 meter sebelah timur Makam Sunan Bonang yang dinaungi oleh pohon Kamboja dan dikelilingi oleh ratusan makam.
Berada di lokasi ini kita bisa memandang bangunan dan kubah Masjid Agung Tuban yang sangat indah dan megah.
Menurut Bapak H. Abdul Muhith yang menjadi juru tamu di Makam Sunan Bonang, sumur itu pada jaman dulu merupakan lubang kecil yang kedalamannya hanya sekitar 1 meter dan tidak ada airnya. Lubang itulah yang digunakan untuk membakar dan mengubur Al Qur;an yang sudah rusak.
Setelah lama menjadi tempat sampah, lubang itu kemudian digali lagi dengan cara dibor untuk dibuat menjadi sumur bor. Seiring perkembangan jaman, sumur itu kemudian dibangun dan diperbaiki dengan memberi pembatas yang terbuat dari semen dan besi sebagai penutup. Sebagai tempat menampung air sumur itu disediakanlah beberapa gentong yang terbuat dari tanah dan plastik.
Entah bagaimana mulanya, seperti halnya sumur kuno lainnya yang ada di Makam Sunan Bonang, air dari Sumur Qur'an ini banyak menjadi tujuan para peziarah untuk berharap berkah dan tujuan tertentu. Konon, dengan meminum air dari Sumur Qur,an bisa membantu mencerdaskan pikiran dan memudahkan dalam membaca dan menghafal Al Qur'an.
Bahkan menurut Mas Teguh, warga Kelurahan Kutorejo dimana lokasi Makam Sunan Bonang berada, ada juga warga yang mendapat keris dan benda-benda pusaka lainnya di lokasi Sumur Qur'an.
Tetapi berbagai mitos yang ada dan berkembang di masyarakat berkaitan dengan khasiat Sumur Quran dan berbagai benda-benda pusaka yang diperoleh disana itu ditepis oleh Bapak H. Abdul Muhith.
Menurutnya, selama belasan tahun bertugas sebagai juru tamu di Makam Sunan Bonang itu, dia mengaku tak sekalipun mengalami atau menjumpai fenomena-fenomena yang aneh dan supranatural di Sumur Qur'an itu. Beliau justru menyarankan pada peziarah untuk mengambil, menggunakan atau meminum air yang langsung dari sumur kuno Makam Sunan Bonang saja.
Sumur kuno Makam Sunan Bonang itu berjarak sekitar 5 meter di sebelah utara cungkup makam Sunan Bonang. Diberi pembatas yang terbuat dari semen dan jeruji besi pada bagian atasnya. Air dari sumur Makam Sunan Bonang inilah yang kemudian dialirkan dan ditampung dalam gentong-gentong yang ditempatkan di sebelah barat cungkup makam.
Banyak peziarah yang mengambil dan menggunakan air dari gentong-gentong itu untuk diminum atau untuk membasuh wajahnya. Menurut juru tamu tersebut, rasa dan kesegaran air dari sumur Makam Sunan Bonang itu tak kalah jika dibandingan dengan air Zam-zam yang ada di Mekkah.Keberadaan Sumur Qur'an dan Sumur Makam Sunan Bonang ini menjadi daya tarik dari salah satu destinasi wisata religi Walisongo di Tuban.
www.jelajah-nesia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar