Erupsi dari Gunung Kelud yang terjadi pada tahun 2014 sungguh sangat dahsyat. Selain memuntahkan lava, lahar, hujan batu dan abu vulkanik yang sampai di berbagai daerah, erupsi itu tentu juga menghancurkan dan meluluhlantakkan segala sesuatu yang ada di daerah sekitarnya.
Begitu pula dengan nasib Terowongan Ampera yang berada di lokasi Gunung Kelud sebagai akses jalan utama menuju ke kawah Gunung Kelud.Saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dan bagaimana kondisi terowongan yang bersejarah ini setelah adanya erupsi gunung yang terjadi untuk kesekian kalinya itu.
Ternyata bangunan itu adalah lorong atau terowongan yang
dikenal dengan nama Terowongan Ampera. Terowongan ini merupakan bangunan
peninggalan masa kolonial Belanda yang menuju ke bagian lagian di kawasan
gunung ini.
Selain itu ada juga pengunjung yang membuat coretan tulisan di dinding terowongan untuk meninggalkan jejak kunjungan mereka.
Terasa cukup menegangkan dan menyeramkan juga ketika
berjalan di dalam terowongan ini . Karena
selain tampak gelap juga terasa
lembab. Cukup banyak tanaman lumut yang
tumbuh dan merambati bangunannya.
Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan. Pada masa setelah kemerdekaan dibangun terowongan baru setelah letusan tahun 1966, 45 meter di bawah terowongan lama.
Terowongan yang selesai tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik.
Letusan Gunung Kelud pada tahun 1990 yang berlangsung selama 45 hari, yaitu 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990 juga menutup terowongan Ampera dengan material vulkanik dan normalisasnya baru selesai pada tahun 1994.
Terowongan Ampera ini dibangun berkaitan dengan letusan Gunung Kelud pada tahun 1919.Letusan ini termasuk yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa dan merusak sampai 15.000 ha lahan produktif karena aliran lahar mencapai 38 km, meskipun di Kali Badak di kawasan Gunung Kelud telah dibangun bendung penahan lahar pada tahun 1905.
Karena letusan inilah kemudian dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air danau kawah, dan selesai pada tahun 1926.
Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan. Pada masa setelah kemerdekaan dibangun terowongan baru setelah letusan tahun 1966, 45 meter di bawah terowongan lama.
Terowongan yang selesai tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik.
Letusan Gunung Kelud pada tahun 1990 yang berlangsung selama 45 hari, yaitu 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990 juga menutup terowongan Ampera dengan material vulkanik dan normalisasnya baru selesai pada tahun 1994.
Di dalam terowongan sepanjang 110 meter ini memang ada
beberapa lampu penerangan. Namun dengan cahayanya yang temaram tentu hanya bisa
menyinari dan menerangi daerah di dekat lampu saja. Agak menjauh dari lampu itu
, nuansa gelap akan menyelimuti lagi.
Banyak suara gaduh dan teriakan dari pengunjung ketika
melewati bagian terowongan yang gelap itu yang terasa semakin menambah tegang
dan seramnya suasana.
Beberapa diantara pengunjung itu tampak berjalan dengan menyalakan hape sebagai cahaya penerang jalannya. Sementara pengunjung yang lainnya berjalan apa adanya di tengah kegelapan terowongan. Tak ayal, banyak diantara pengunjung itu yang saling bertubrukan atau bersenggolan di dalam sana.
Di dalam terowongan ada banyak pengunjung yang berfoto ria
untuk mengabadikan kenangan mereka berada di dalam terowongan Ampera ini.
Selain itu ada juga pengunjung yang membuat coretan tulisan di dinding terowongan untuk meninggalkan jejak kunjungan mereka. Adanya coretan tulisan di dinding terowongan itu tentunya sangat disayangkan karena tampak mengganggu keindahan dan keaslian bangunan terowongan ini.
Selain itu ada juga pengunjung yang membuat coretan tulisan di dinding terowongan untuk meninggalkan jejak kunjungan mereka. Adanya coretan tulisan di dinding terowongan itu tentunya sangat disayangkan karena tampak mengganggu keindahan dan keaslian bangunan terowongan ini.
Keluar dari terowongan, pengunjung bisa menuju ke anak
Gunung Kelud dengan menuju ke lokasi bagian bawah dan menuruni anak tangganya.
Bisa juga menuju ke bagian atas terowongan ke lereng gunung dengan menaiki tangganya yang cukup curam.
Setelah menaiki ribuan tangga itu, wisatawan
bisa menikmati panorama kawasan
Gunung Kelud dan anak Gunung Kelud ini dari bagian atas.
Selain itu juga bisa menuju ke sebelah kanan dengan terdapat
undak-undakan kecil menuju ke area datar
di bagian bawah tebing. Di area inilah yang biasanya digunakan sebagai lokasi
ritual Larung Sesaji setiap tahun sekali
pada bulan Sura.
Artikel tentang Ritual Larung Sesaji di Gunung Kelud itu bisa Anda baca dengan Langsung Klik Link-link berikut ini :
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------
Keluar dari terowongan ini
juga tampak suasana yang cukup menyeramkan ketika melihat sosok bangunan terowongan itu. Selain banyak
ditumbuhi oleh lumut dan jamur, juga banyak ditumbuhi oleh semak belukar di
bagian atasnya dan sekitarnya.Setelah menikmati kawasan wisata
Gunung Kelud, untuk keluar dari kawasan ini juga dengan melewati kembali
terowongan Ampera .
www.jelajah-nesia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar