Di desa Sragi Kecamatan Songgon terdapat kawasan hutan pinus
yang sangat luas. Hutan itu sangat lebat dan
berada di bukit dengan kontur
tanah yang naik turun.
Siapa sangka, di tengah lebatnya hutan pinus itu ternyata ada seorang wanita yang tinggal dan menjadi penghuni di hutan pinus itu.Adalah Saniyah, nenek berusia 65 tahun yang tinggal disana. Dia telah tinggal di hutan itu selama puluhan tahun dengan menempati sebuah rumah kayu yang sangat sederhana.
Siapa sangka, di tengah lebatnya hutan pinus itu ternyata ada seorang wanita yang tinggal dan menjadi penghuni di hutan pinus itu.Adalah Saniyah, nenek berusia 65 tahun yang tinggal disana. Dia telah tinggal di hutan itu selama puluhan tahun dengan menempati sebuah rumah kayu yang sangat sederhana.
Rumah itu sebelumnya merupakan tempat pondokan atau tempat beristirahat karyawan Perhutani setempat seperti sinder, waker dan sebagainya.
Mungkin karena merasa iba pada Saniyah dan suaminya yang tidak memiliki tempat
tinggal, rumah pondokan yang disebut
dengan ‘ Brak ‘ itu pun di berikan pada suami istri itu untuk ditempati.
Rumah itu sendiri hanya berdinding kayu yang tak berarturan
dengan banyak lubang. Begitu juga dengan atapnya.
Tak ada perabotan sama sekali di dalamnya dan juga tak ada penerangan listrik.
Tak ada perabotan sama sekali di dalamnya dan juga tak ada penerangan listrik.
Sebagai penerang di rumahnya, Saniyah menggunakan lampu tradisional yang berupa botol dengan di dalamnya diberi minyak goreng bekas. Di botol itu kemudian diberi sumbu kompor yang ujung luanya kemudian dinyalakan.
Malang nian nasib Saniyah. Beberapa tahun berjalan, Saniyah kemudian ditinggalkan oleh suaminya. Apalgi tak lama kemudian Saniyah mengandung benih dan melahirkan dari hubungan dengan suaminya itu.
Tentu saja Saniyah harus berjuang keras demi menghidupi drinya dan anaknya itu. Kini anak laki-lakinya itu telah berumur 23 tahun yang karena kesibukannya sendiri membuat dia jarang bersama dengan Saniyah.
Setiap hari Saniyah bekerja sebagai penyadap getah pinus. Ia
juga mengolah dan menanami lahan dengan
tanaman produktif lainnya seperti jahe,
tembakau, pisang dan sebagainya. Hasil dari lahannya yang tidak seberapa itu kemudian ia bawa ke Pasar Desa Sumber
Arum yang terdekat dengan rumahnya.
Di pasar yang berjarak sekitar 45 menit perjalanan dengan berjalan kaki itu, Saniyah membarter hasil lahannya dengan kebutuhan sembakonya seperti beras, bumbu , lauk pauk, minyak goreng dan sebagainya.
Cukup sulit juga untuk menuju ke rumah Saniyah di kawasan
hutan Gumuk Jambe Perhutani bayu kidul itu. Tak adanya papan petunjuk dan
banyaknya persimpangan jalan setapak
tentu membuat saya harus tak malu
untuk bertanya pada setiap warga yang
saya temui selama perjalanan agar tidak tersesat di dalam hutan.
Belum lagi
dengan medan perbukitan di sekitar
lokasi yang cukup membuat perjalanan terasa melelahkan.Di tengah hutan itu Saniah tinggal sendiri tanpa ada rumah
dan warga lainnya di sekitarnya karena pemukiman warga hanya terdapat di desa yang ada di bawah hutan.
Praktis, di tengah kegelapan dan sepinya hutan pinus itu, Saniyah hanya tinggal seorang diri dengan berteman suara serangga dan satwa hutan lainnya.
Untunglah, pada pagi hingga sore hari banyak warga desa yang
juga menyadap getah pinus dan mengolah lahan di sekitar hutan itu yang mampir
dan bertandang ke rumah Saniyah. Para penyadap getah pinus itu juga menitipkan
getah pinusnya yang baru terkumpul sebagian di halaman rumah Saniyah untuk
dilanjutkan lagi esoknya.
Saniyah tentu merasa suka cita ketika rumahnya didatangi
oleh para warga desa itu walau sekedar untuk beristirahat dan bercengkerama sejenak.
Semoga dengan publikasi tentang sosok Saniyah ini , Saniyah bisa segera memperoleh perhatian dan bantuan dari pemerintah dan berbagai pihak yang peduli padanya. Karena tak bisa dipungkiri, keberadaan Saniyah yang tinggal di hutan itu juga ikut berperan mengawasi dan menjaga kawasan hutan pinus itu dengan berbagai asset yang ada di dalamnya.
Jenazah Utuh Terkubur 35 Tahun
Penampakan Jin,Tuyul dan Pocong Di Tuban
Mitos Siluman Buaya Putih
Gerbang Kerajaan Majapahit
Makam Sunan Bonang - Tuban
Makam Islam Yang Berbentuk Candi di Lamongan
Monumen Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk
Rumah Abu The di Surabaya
Aksi Anak Yang Menegangkan di Watu Ondo
-----
Indahnya Arca Dewa Wisnu
Mitos Siluman Buaya Putih
Gerbang Kerajaan Majapahit
Makam Sunan Bonang - Tuban
Makam Islam Yang Berbentuk Candi di Lamongan
Monumen Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk
Rumah Abu The di Surabaya
Aksi Anak Yang Menegangkan di Watu Ondo
-----
Indahnya Arca Dewa Wisnu
www.jelajah-nesia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar