Gua Selomangleng adalah nama gua yang satu. Gua ini cukup unik dan khas. Bentuknya berbeda dengan bentuk gua pada umumnya karena selain ukurannya yang tidak terlalu besar, juga tak memiliki banyak lorong dan relung gua.Tak hanya itu saja, di dalam gua ini juga banyak terdapat relief dan arca.
Di antara salah arca yang ada di sana adalah arca yang berukuran cukup besar. Arca ini berada di pintu masuk gua yang bila dilihat secara sepintas memang kurang begitu jelas bentuk dan wujudnya. Tetapi bila kita menyimaknya dengan lebih teliti, ternyata relief itu berbentuk ular kobra yang mengenakan mahkota di kepalanya.
Benarkah gua ini merupakan tempat pertapaan pada masa lampau ?
Terasa cukup menyeramkan juga setelah mengetahui bentuk relief tersebut. Selain RELIEF itu, ada juga relief dan arca lainnya yang juga bernuansa horor disana.
Relief Naga yang bermahkota itu terdapat di wisata Gua Selomangleng yang berada di Desa Waung yang berada di kaki Gunung Klotok , sekitar 2km dari Kota Kediri – Jawa Timur. Untuk masuk ke wisata ini tidak dikenai tiket masuk bagi pengunjung.
Relief Naga yang bermahkota itu terdapat di wisata Gua Selomangleng yang berada di Desa Waung yang berada di kaki Gunung Klotok , sekitar 2km dari Kota Kediri – Jawa Timur. Untuk masuk ke wisata ini tidak dikenai tiket masuk bagi pengunjung.
Berada di wisata ini dan memandang dari kejauhan, tampak sebuah tebing yang berwarna hitam keabua-abuan. Tebing itu tampak menarik karena terdapat dua lubang yang cukup besar. Untuk menuju ke tebang itu harus dengan mendekat dan menaiki batu tebingnya.
Di bawah tebing itu terdapat arca Dwarapala yang sudah tidak ada kepalanya. Begitu juga dengan dua buah batu berukir disampinyna yang melihat bentuknya sepertinya merupakan alas penyangga tiang bangunan.
Ada juga bongkahan batu kuno yang bentuknya mirip prasasti. Tetapi sayang, batu itu juga tak luput dari aksi vandalism yang terlihat dari guratan-guratan bertuliskan nama di permukaan batu itu.
Melangkahkan kaki menaiki tebing itu terdapat ceruk yang berukuran kecil di dinding tebing. Setelah sampai di depan lubang masuk gua, saya pun memasukinya. Nuansa horror segera terasa ketika berada di dalam lubang gua tersebut.
Selain menjumpai relief ular kobra yang bermahkota itu, suasana di dalam gua juga tampak gelap dengan adanya sesajian dan weangian dari bau dupa yang menguar di dalamnya. Pada dinding gua itu terdapat banyak relief yang berbentuk pepohonan, hiasan bermotif sulur, putri dan Jatayu ( burung garuda ).
Di bagian tengahnya terdapat sebuah arca yang berwarna hitam dan tinggi sekitar 50 cm. Arca itu berbentuk seorang pria yang duduk bersila yang kemungkinan bentuknya menggambarkan seorang pertapa.Pada dinding gua di dekatnya ada juga sebuah ceruk yang berukuran cukup besar dan gelap. Di dalam ceruk itu tidak terdapat apa-apa dan kemungkinan dulunya merupakan tempat untuk bersemedi.
Dari lubang gua itu saya kemudian melangkahkan kaki ke lubang gua satunya yang saling terhubung. Di lubang ini juga terdapat banyak relief di dindingnya. Salah satu relief itu menggambarkan Jatayu atau burung Garuda seperti yang terdapat di Arca Dewa Wisnu yang ada di museum Majapahit.
Selain itu juga terdapat sebuah bidang kotak yang menempel di dinding gua dan berukuran sekitar 30 cm x 80 cm . Kemungkinan bidang kotak itu merupakan tempat tidur atau tempat untuk beritirahat.
Di lubang ini pada dindingnya juga terdapat ceruk yang gelap. Dengan bantuan lampu flash pada kamera, ternyata di dalam lubang itu terdapat ornamen yang terbuat dari batu dan berbentuk kotak yang sepertinya merupakan tempat untuk pemujaan. Sebuah relief yang berbentuk kepala Kala berada di bagian atas lubang itu.
Di atas batu itu sepertinya terdapat jejak adanya arca kuno yang sayang arca itu sudah raib dari tempatnya.
Relief dan dinding pada Gua Selomangleng tampak berwarna hitam dan mengkilat. Hal itu mungkin terjadi karena jenis batu tebingnya dan ditambah dengan sekian juta tangan para pengunjung yang telah memegang dan merabanya.
Nama Gua Selomangleng itu berarti Gua Dengan Batu Yang Menggantung yang berasal dari kata Selo ( batu ) dan Mangleng ( Menggantung ). Di sekitar wisata ini banyak terdapat pepohonan yang cukup besar dengan akarnya yang besar dan berada di atas permukaan tanah.
Jenazah Utuh Terkubur 35 Tahun
Jenazah Utuh Terkubur 35 Tahun
Penampakan Jin,Tuyul dan Pocong Di Tuban
Uang Bung Karno
Candi Unik Di Bawah Tanah
Situs Pemukiman Kerajaan Majapahit
Patung Budha Tidur Raksasa
Mitos Siluman Buaya Putih
Gerbang Kerajaan Majapahit
Makam Sunan Bonang - Tuban
Makam Islam Yang Berbentuk Candi di Lamongan
Monumen Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk
Rumah Abu The di Surabaya
Aksi Anak Yang Menegangkan di Watu Ondo
-----
Indahnya Arca Dewa Wisnu
Uang Bung Karno
Candi Unik Di Bawah Tanah
Situs Pemukiman Kerajaan Majapahit
Patung Budha Tidur Raksasa
Mitos Siluman Buaya Putih
Gerbang Kerajaan Majapahit
Makam Sunan Bonang - Tuban
Makam Islam Yang Berbentuk Candi di Lamongan
Monumen Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk
Rumah Abu The di Surabaya
Aksi Anak Yang Menegangkan di Watu Ondo
-----
Indahnya Arca Dewa Wisnu
www.jelajah-nesia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar